Benar. Aku sudah berubah sekarang. Dulu, aku adalah seorang gadis yang sangat periang dan memiliki banyak teman dimana-mana. Namun, ada satu hal yang membuatku berubah 180. Hal tersebut membuat aku menutup diri dan merasa bahwa aku sangat amat tidak cocok untuk hidup didunia ini. Aku merasa dunia dan semestanya tidak ada yang berpihak padaku. Jika untuk mati adalah hal yang mudah, mungkin aku sudah mematikan diriku sejak hal tersebut menyerang.Â
Pembahasan orang dibelakangku terputus karena dosen kami sudah tiba. Selama pembelajaran berlangsung, mataku hanya fokus pada materi dan dosenku saja. Tidak ingin sama sekali rasanya menengok ke arah orang-orang dibelakangku. Selesai pembelajaran, buru-buru kurapikan semua alat tulis yang sudah kupakai tadi lalu pergi keluar dari tempat ini.Â
"Luna... tunggu sebentar." suara seseorang memanggilku dan membuatku diam ditempat.Â
"Luna, bisa tidak kita ngobrol sebentar? Ada yang aku ingin tanyakan" ucap Shifa.
"Soal apa?" Tanyaku sambil menunduk.
"Bukankah ini tidak sopan? Kau berbicara denganku tanpa melihatku." Protes Shifa.
"Tidak terlalu pentingkan? Kalo begitu aku akan pergi." Ucapku dengan membalikkan badanku.
"Kau ini benar-benar, ayo ikut aku" ucap Shifa sambil menarik tanganku.
Ini membuatku kaget. Sangat kaget. Tidak ada satu orangpun yang menyentuhku setelah kejadian itu terjadi.Â
Tanganku ditarik oleh Shifa dan dia membawakannya sebuah tempat yang cukup sepi.
"Untuk apa dia membawaku kesini? Apa dia ingin membunuhku? Jika itu memang terjadi, aku harus berterima kasih padanya." Ucapku dalam hati.