"Jangan, Vid. Ini tabunganmu, kamu pasti butuh nanti" sahut Vian sambil menolak uang itu.
"Tidak apa-apa, mas. Kamu lebih butuh dibandingkan denganku, mas" ucap Vida sembari terus menyodorkan uang tabungannya.
Dengan terpaksa dan merasa tidak enak, Vian menerima uang pinjaman Vida mengingat uang itu sangat berarti bagi dirinya.
"Terima kasih, Vid. Kamu tidak kerja hari ini?" Tanya Vian.
"Hari ini aku libur, mas. Terus sisanya rencana mas mau cari kemana?" Jawab Vida.
"Aku paling nanti ke rumah saudara, Vid. Mencoba meminjam uang sisanya. Kalau memang belum dapat, terpaksa nanti aku coba tawarkan tokoku untuk dibeli ke penyewanya" jawab Vian.
"Ya semoga semuanya lancar, mas. Aku doakan terus buat mas. Nanti kalau mas pergi, biar aku yang jaga ayah" ucap Vida sembari menawarkan diri untuk menjaga ayahnya.
"Terima kasih banyak, Vid. Kamu banyak sekali membantuku. Aku bingung harus membalas dengan cara apa" ucap Vian.
"Sama-sama, mas. Ini, mas. Makan dulu. Jangan sampai mas juga ikut sakit" pinta Vida sembari memberikan bekal makanan yang ia masak sendiri.
Vian makan dengan lahapnya dengan penuh rasa bahagia mengenal Vida, sosok gadis penyabar dan baik hati yang selalu ada di saat Vian membutuhkan bantuan. Seolah-olah Vida adalah bidadari yang dikirimkan oleh Allah swt untuk jadi pendamping hidupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H