Mohon tunggu...
Viona Firdiyana
Viona Firdiyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa keperawatan

Hobi membaca, memasak membantu sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengidentifikasi Bahasa Karakterisik dalam Bahasa Indonesia

1 Desember 2023   12:02 Diperbarui: 1 Desember 2023   13:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengidentifikasi sejarah perkembangan sejarah bahasa indonesia

Viona Firdiyana

Prodi Diploma III Keperawatan, Sekolah Tinggri Ilmu Kesehatan Yayasan

Rise Indonesia

 vionafirdiyana@stikescirebon.ac.id

ABSTRAK

 Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan di Negara Republik Indonesia

(NKRI). Pada perkembangannya, dengan semakin pesatnya arus globalisasi, modernisasi, ilmu

pengetahuan, teknologi, Bahasa Indonesia harus dapat menjadi sebuah instrumen dalam melakukan

komunikasi utama di Indonesia. Penelitian ini lebih relevan menggunakan metode penelitian pustaka,

alasan dikarenakan persoalan penelitian ini hanya bisa dijawab lewat penelitian pustaka dan

sebaliknya tidak mungkin mengharapkan datanya dari riset lapangan. Untuk menjaga eksistensi

bahasa Indonesia, telah diadakan 10 kali kongres bahasa Indonesia yang bertujuan untuk memelihara

dan menjaga eksistensi bahasa Indonesia di dalam perkembangan globalisasi dan modernisasi.

Kongres bahasa Indonesia yang 1 dilaksanakan di Kota Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 25-28 Juni

Tahun 1938, Kongres bahasa Indonesia II dilaksanakan di Kota Medan, Sumatra Utara, pada 28

Oktober-1 November 1954, Kongres bahasa Indonesia III dilaksanakan di Ibukota Jakarta, pada 28

Oktober-2 November 1978, Kongres bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta, dari 21-26

November 1983, Kongres bahasa Indonesia yang V dilaksanakan di Jakarta, pada 28 Oktober-3

November 1988, Kongres bahasa Indonesia yang VI dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28 Oktober-2

November 1993, Kongres bahasa Indonesia VII dilaksanakan di Hotel Indonesia, Jakarta, yakni pada

26-30 Oktober 1998, Kongres bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta, yakni pada 14-17

Oktober 2003, Kongres bahasa Indonesia IX dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28 Oktober -1

November 2008, Kongres bahasa Indonesia yang X dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28-31 Oktober

2013.

Kata Kunci: Perkembangan Bahasa Indonesia, Kongres Bahasa Indonesia

ABSTRACT

Indonesian is the national language used in the Republic of Indonesia (NKRI). In its development, with

the rapid flow of globalization, modernization, science, technology, Indonesian Language must be able

to become an instrument in making key communications in Indonesia. This research is more relevant

using the library research method, the reason being that this research problem can only be answered

through library research and conversely it is impossible to expect the data from field research. To

maintain the existence of the Indonesian language, 10 Indonesian congresses have been held which

aim to maintain and maintain the existence of Indonesian in the development of globalization and

modernization. The 1st Indonesian Language Congress was held in Solo City, Central Java, on June 25-

28, 1938, the Indonesian Language Congress II was held in Medan City, North Sumatra, on October 28-

November 1, 1954, the Indonesian Language Congress III was held in the capital city Jakarta, on 28

October-2 November 1978, the IV Indonesian Language Congress was held in Jakarta, from 21-26

November 1983, the V-Indonesian Congress was held in Jakarta, on 28 October-3 November 1988, the

VI Indonesian Language Congress was held in Jakarta , namely on October 28-November 2, 1993, the

VII Indonesian Language Congress was held at Hotel Indonesia, Jakarta, namely on 26-30 October 

1998, the VIII Indonesian Language Congress was held in Jakarta, namely on 14-17 October 2003, the 

IX Indonesian Congress was held in Jakarta, namely on 28 October -1 November 2008, the Indonesian 

Language Congress X was held in Jakarta, namely on 28-31 October 2013.

Keywords: Indonesian Language Development, Indonesian Language Congress

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara 

berkembang di kawasan Asia Tenggara. 

Dengan letak geografis Negara Indonesia yang 

terdiri dari beberapa pulau yang terpisah oleh 

lautan, mengakibatkan Indonesia memiliki 

banyak sekali perbedaan. Budaya yang 

berbeda dan bahasa yang berbeda menjadi 

keunikan tersendiri bagi Negara Indonesia itu 

sendiri. Apabila ditinjau dari prespektif historis 

Negara Indonesia, bahasa Indonesia diadopsi 

dari prototipe bahasa Melayu. Bahasa Melayu 

merupakan salah satu bahasa daerah yang 

berada di Negara Indonesia. Bahasa Melayu 

telah dipakai sebagai lingua franca selama 

berabad abad sebelumnya di seluruh kawasan 

tanah air kita. Berdasarkan bukti-bukti sejarah 

yang ditemukan, seperti: prasasti yang 

ditemukan di Palembang, Jambi dan Bangka, 

dapat diambil sebuah analisia bahwa bahasa 

Melayu sudah dipergunakan sejak dulu di 

beberapa wilayah Indonesia khususnya di 

wilayah-wilayah sumatera dan terdapat 

beberapa kerajaan besar yang berpengaruh 

pada saat itu. Kerajaan Sriwijaya merupakan 

sebuah kerajaan besar yang terletak di wilayah 

Sumatera. Seiring dengan kejayaan kerajaan 

Sriwijaya, bahasa Melayu mengalami 

perkembangan yang signifikan. Perubahan 

sosio kultural pada tata kehidupan masyarakat 

terus berlangsung searah dengan 

perkembangan zaman, termasuk perubahan 

kedudukan bahasa Melayu bagi bangsa 

Indonesia. Pada saat perjuangan 

kemerdekaan, bangsa Indonesia memerlukan 

alat pemersatu dalam berinteraksi antar suku 

bangsa yang ada di Indonesia. Dipilihlah 

bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu 

bangsa di Indonesia. Pada peristiwa Sumpah 

Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 ditetapkan 

bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. 

Penetapan itu pun merupakan awal bahasa 

Indonesia berkedudukan sebagai bahasa

nasional. Bahasa Indonesia pertama kali di akui 

sebagai bahasa nasional bertepatan dengan 

sebuah peristiwa bersejarah dalam perjalanan 

Bangsa Indonesia, peristiwa tersebut sering 

kita kenal dengan Sumpah Pemuda pada 

tanggal 28 Oktober 1928. Tujuan dari lahirnya 

bahasa Indonesia pada saat sumpah pemuda 

pada dasarnya agar bangsa Indonesia memiliki 

bahasa persatuan yang dapat mempersatukan 

bangsa Indonesia melalui bahasa yang dilatar 

belakangi oleh banyaknya bahasa daerah yang 

ada.

Sebelum adanya bahasa Indonesia, belum ada 

bahasa yang memiliki fungsi untuk 

mempersatukan bangsa dalam prespektif 

persatuan dan kesatuan bangsa. Seiring 

diikrarkan Sumpah para pemuda nusantara 

pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, 

menjadi titik awal perkembangan bahasa 

Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa 

Indonesia merupakan bahasa nasional yang 

digunakan di Negara Republik Indonesia 

(NKRI). Pada perkembangannya, dengan 

semakin pesatnya arus globalisasi, 

modernisasi, ilmu pengetahuan, teknologi, 

Bahasa Indonesia harus dapat menjadi sebuah 

instrumen dalam melakukan komunikasi 

utama di Indonesia. Melihat keadaan tersebut, 

berbagai steakholder harus mempunyai 

inovasi agar Bahasa Indonesia dapat 

senantiasa beradaptasi mengikuti 

perkembangan zaman agar bahasa Indonesia 

   memiliki kedaulatannya tersendiri di Negara 

Indonesia. Upaya untuk terus menjaga dan 

mengembangkan Bahasa Indonesia dilakukan 

dengan berbagai cara. Salah satu cara untuk 

terus menjaga dan mengembangkan bahasa 

Indonesia yaitu dengan diadakannya beberapa 

kongres bahasa Indonesia. Pada dasarnya 

kongres kongres yang dilaksanakan 

merupakan wujud dari eksistensi bahasa 

Indonesia sebagai bahasa nasional yang harus 

tetap berkembang sesuai dengan 

perkembangan zaman dari masa ke masa. Dari 

kongres yang telah dilaksanakan telah 

menghasilkan beberapa inovasi yang 

ditunjukan untuk eksistensi bahasa Indonesia 

seiring dengan perkembangan zaman dan 

teknologi. Dalam konteks kedudukannya 

sebagai bahasa nasional negara Indonesia, 

bahasa Indonesia memiliki fungsi: 1. lambang 

kebanggaan nasional; 2. lambang identitas 

nasional; 3. Alat pemersatu berbagai suku 

bangsa yang berlatar belakang sosial budaya 

dan bahasa yang berbeda, dan 4. Alat 

perhubungan antar daerah dan antar budaya. 

Sebagai sebuah simbol identitas nasional, 

bahasa Indonesia merupakan cerminan dari 

nilai-nilai sosial budaya bangsa yang mendasari 

rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Melalui 

bahasa Indonesia, bangsa Indonesia berusaha 

untuk mengkristalisasikan semangat 

kebelangsungan.

A. Latar belakang 

Manusia dikatakan sebagai 

makhluk sosial yang tidak 

dapat hidup sendiri 

sehingga memerlukan adanya suatu 

interaksi. Salah satu alat untuk 

berinteraksi 

dan berkomunikasi adalah bahasa. 

Bahasa digunakan untuk 

mempermudah 

manusia dalam menyampaikan 

pikiran, gagasan, ataupun perasaan. 

Bahasa lahir 

berbeda-beda sesuai dengan 

daerahnya sehingga muncul bahasa 

yang beraneka 

ragam.

Indonesia merupakan 

negara yang memiliki lebih 

dari 300 bahasa daerah. 

Hal ini dikarenakan kondisi 

geografis Indonesia yang memiliki banyak 

pulau, 

sehingga terdiri atas banyak suku 

dan adat istiadat. Walaupun memiliki 

banyak 

bahasa daerah, Indonesia memiliki 

bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia. 

Bahasa Indonesia lahir sebagai 

identitas bangsa Indonesia.

Namun, pada era 

Globalisasi ini 

menyebabkan masuknya 

bahasa asing dan 

bahasa pergaulan yang digunakan 

masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal 

ini 

               menyimpang dari kaidah bahasa 

Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat 

lebih 

memilih menggunakan bahasa 

pergaulan sebagai alat komunikasi seharihari. 

Dengan demikian lambat 

laun, penggunaan bahasa 

baku menjadi berkurang.

Untuk itu, kita sebagai masyarakat 

Indonesia, wajib melestarikan bahasa 

Indonesia sebagai bahasa nasional. 

Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita 

perlu mengetahui sejarah dan asalusul terbentuknya bahasa Indonesia itu 

sendiri. 

Oleh karena itu, dalam tulisan ini 

dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah 

terbentuknya bahasa Indonesia 

sampai perkembangannya saat ini, 

termasuk 

perkembangan ejaannya

B.

Rumusan masalah 

Berdasarkan latar 

belakang tersebut di atas, 

dapat dirumuskan masalah 

sebagai berikut.

1.

Bagaimanakah asal mula 

munculnya bahasa Indonesia ?

2.

Bagaimanakah proses 

disahkannya bahasa Indonesia sebagai 

bahasa persatuan 

 Indonesia?

3.

Bagaimanakah 

perkembangan ejaan bahasa 

Indonesia sampai saat ini

C.

 Tujuan penelitian 

Tujuan penelitian ini 

adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui asal 

mula munculnya bahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui proses 

disahkannya bahasa Indonesia sebagai 

bahasa 

 persatuan Indonesia.

3. Untuk mengetahui 

perkembangan ejaan bahasa 

Indonesia sampai saat ini

D. manfaat 

 Manfaat yang diharapkan 

diperoleh dari tulisan ini adalah 

memberikan 

kontribusi informasi kepada 

masyarakat mengenai sejarah bahasa 

Indonesia dari 

asal-usul munculnya bahasa 

Indonesia hingga perkembangan ejaan 

bahasa 

Indonesia saat ini. Dengan demikian 

masyarakat Indonesia dapat melestarikan 

dan 

mempertahankan bahasa Indonesia 

sebagai bahasa persatuan. Bagi penulis 

sendiri,

tulisan ini merupakan sarana yang 

baik untuk bertukar pikiran antar anggota 

akademisi dalam membahas materi 

sejarah bahasa Indonesia

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Asal Mula Bahasa Indonesia

 Bahasa Indonesia adalah bahasa

resmi Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan bahasa persatuan bangsa

Indonesia. Dari sudut pandang

linguistik, bahasa Indonesia adalah

sebuah variasi dari bahasa Melayu.

Dalam hal ini dasar yang dipakai

adalah bahasa Melayu Riau, tetapi

telahr mengalami perkembangan

akibat penggunaanya sebagai bahasa

kerja dan proses pembakuan pada awal

abad ke-20. Sampai saat ini, bahasa

Indonesia merupakan bahasa yang

hidup dan terus berkembang dengan

pengayaan kosakata baru, baik melalui

penciptaan maupun melalui

penyerapan dari bahasa daerah dan

bahasa asing.

 Pada zaman Kerajaan

Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa

Melayu (bahasa Melayu Kuno) dipakai

sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu

dapat diketahui, dari empat prasasti

berusia berdekatan yang ditemukan di

Sumatra bagian selatan peninggalan

kerajaan tersebut. Prasati tersebut di

antaranya adalah dengan

ditemukannya prasasti di Kedukan

Bukit berangka tahun 683 M

(Palembang), Talang Tuwo berangka

tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur

berangka tahun 686 M (Bangka Barat),

dan Karang Brahi berangka tahun 688

M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan

huruf Pranagari berbahasa Melayu

Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu

yang digunakan bercampur kata-kata

bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa

perdagangan, di Kepulauan Nusantara,

para pedagangnya membuat orangorang yang berniaga terpaksa

menggunakan bahasa Melayu

walaupun dengan cara kurang

sempurna. Hal itu melahirkan berbagai

varian lokal dan temporal pada bahasa

Melayu yang secara umum dinamakan

bahasa Melayu Pasar oleh para

peneliti.

Penemuan prasasti berbahasa

Melayu Kuno di Jawa Tengah

(berangka tahun abad ke-9) dan

prasasti di dekat Bogor (Prasasti

Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan

penyebaran penggunaan bahasa itu di

Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga

Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon,

berangka tahun 900 Masehi juga

menunjukkan keterkaitan wilayah

tersebut dengan Sriwijaya.

Pada abad

ke-15

berkembang bentuk yang dianggap

sebagai bentuk resmi bahasa Melayu

karena dipakai oleh Kesultanan

Malaka, yang kelak disebut sebagai

bahasa Melayu Tinggi. Penggunaanya

terbatas di kalangan keluarga kerajaan

di sekitar Sumatra, Jawa, dan

Semenanjung Malaya. Kemudian,

Malaka merupakan tempat bertemunya

para nelayan dari berbagai negara dan

mereka membuat sebuah kota serta

mengembangkan bahasa mereka

sendiri dengan mengambil kata-kata

yang terbaik dari bahasa di sekitar

daerah tersebut. Kota Malaka yang

posisinya sangat menguntungkan

(strategis) menjadi bandar utama di

kawasan Asia Tenggara. Bahasa

Melayu menjadi bahasa yang paling

sopan dan paling tepat di kawasa timur

jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu

pertama kali disusun oleh Ch. A. van

Ophuijsen yang dibantu oleh

Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan

Nawawi Soetan Ma'moer yang dimuat 

                                                                                dalam kitab Logat Melayu pada tahun 

1801.

2.2 Proses Pengesahan Bahasa 

Indonesia sebagai Bahasa Persatuan

 Pada zaman penjajahan 

Belanda pada awal 

abad-20, 

Pemerintah Kolonial Hindia Belanda 

melihat pegawai pribumi memiliki 

kemampuan memahami bahasa 

Belanda yang sangat rendah. Hal itu 

yang menyebabkan pemerintah 

kolonial Belanda ingin menggunakan 

bahasa Melayu untuk mempermudah 

komunikasi, yakni dengan patokan 

bahasa Melayu Tinggi yang sudah 

mempunyai kitab-kitab rujukan.

Sarjana Belanda mulai 

membuat standarisasi bahasa, mereka 

mulai menyebarkan bahasa Melayu 

yang mengadopsi ejaan Van 

Ophusijen dari Kitab Logat Melayu. 

Penyebaran bahasa Melayu secara

lebih luas lagi dengan dibentuknya 

Commissie voor de Volkslectuur 

(Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 

1908. Pada 1917 namanya diganti 

menjadi Balai Poestaka. Badan 

penerbit ini menerbitkan novel-novel, 

seperti Siti Nurbaya dan Salah 

Asuhan, buku-buku penuntun 

bercocok tanam, penuntun 

memelihara kesehatan, yang 

membantu penyebaran bahasa 

Melayu di kalangan masyarakat luas.

Pada 16 Juni 1927, saat 

sidang Volksraad (Rapat Dewan 

Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama 

kalinya menggunakan bahasa 

Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah 

bahasa Indonesia mulai berkembang. 

Pada 28 Oktober 1928, Muhammad 

Yamin mengusulkan bahasa Melayu 

sebagai bahasa nasional dalam 

pidatonya pada Kongres Nasional 

kedua. Bahasa Indonesia secara resmi 

diakui sebagai "bahasa persatuan 

bangsa" pada saat Sumpah Pemuda

Muhammad Yamin berkata, 

"Jika mengacu pada masa depan 

bahasabahasa yang ada di Indonesia 

dan kesusastraannya, hanya ada dua 

bahasa yang bisa diharapkan menjadi 

bahasa persatuan, yaitu bahasa Jawa 

dan Melayu. Namun, dari dua bahasa 

itu, bahasa Melayulah yang lambat 

laun akan menjadi bahasa pergaulan 

atau bahasa persatuan."

Tahun 1933 berdiri sebuah 

angkatan sastrawan muda yang 

menamakan dirinya sebagai Pujangga 

Baru yang dipimpin oleh Sutan 

Takdir Alisyahbana. Tiga tahun 

kemudian, Sutan Takdir Alisyahbana 

menyusun "Tata bahasa Baru Bahasa 

Indonesia". Pada tanggal 25-28 Juni 

1938 dilangsungkan Kongres Bahasa 

Indonesia I di Solo. Kongres tersebut 

menghasilkan bahwa usaha 

pembinaan dan pengembangan 

bahasa Indonesia telah dilakukan 

secara sadar oleh cendekiawan dan 

budayawan Indonesia saat itu.

Pada 18 Agustus 1945, sehari 

setelah kemerdekaan, 

ditandatanganilah Undang-Undang 

Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, 

ditetapkan secara sah bahwa bahasa 

Indonesia adalah bahasa negara.

2.3 Perkembangan Ejaan Bahasa 

Indonesia sampai Saat ini

 Ejaan merupakan 

keseluruhan aturan atau tata cara 

tuntuk menu I is suatu bahasa, baik                                                                                                                                                                         

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun