Mohon tunggu...
Vinsensius SFil
Vinsensius SFil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Filsafat

Suka membaca dan menulis yang bermanfaat bagi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kaitan antara Kehendak dan Kebebasan

16 Februari 2023   23:59 Diperbarui: 17 Februari 2023   00:29 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam usaha bagi kehendak untuk mengarah kepada kebaikan sebagai tujuannya, ada sesuatu yang menggerakkannya, yaitu nilai. Tujuan adalah yang memikat saya, nilai lebih merupakan sebabnya, mengapa yang memikat saya itu menimbulkan daya tarik terhadap saya. Dari itulah maka nilai memperkaya tujuan, memberi kepadanya daya tarik.

Peranan nilai itu tampak dalam contoh berikut: seorang anak yang meminjamkan uang kepada temannya yang mengalami kesulitan finansial. Tujuan dari perbuatan anak itu adalah ingin membantu temannya, namun ada nilai-nilai yang menggerakkannya, yaitu: kemurahan hati dan kesetiaan. Dalam konteks ini, nilai juga menjadi motivasi bagi manusia dalam berkehendak, sehingga kehendak itu selalu terarah kepada kebaikan.

Bebas dari Paksaan 

Kebebasan berarti tidak adanya paksaan dari luar, sehingga orang yang memilih suatu tindakan atau kegiatan yang ingin diperbuatnya benar-benar tidak tertekan dan tidak terpaksa untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan itu. Kebebasan untuk memilih kegiatan sesuai dengan kehendak yang selalu mengarah kepada kebaikan inilah yang oleh Louis Leahy disebut dengan kebebasan psikologis. Secara khusus, kebebasan psikologis berarti orang bebas dari tekanan atau paksaan-paksaan psikologis, misalnya bebas dari rasa takut.

Memiliki Kesadaran 

Orang tahu bahwa ia benar-benar bebas atau dalam artian tertentu orang sadar akan kebebasannya adalah saat ia benar-benar sadar pula bahwa ia sedang memilih suatu tindakan atau kegiatan secara bebas dan tanpa paksaan dari apapun. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa di dalam diri manusia, kebebasan itu ada. Bisa dikatakan pula di sini bahwa kebebasan juga akan sangat berhubungan dengan kesadaran. Saat orang benar-benar sadar bahwa ia bebas saat memilih tindakan A dan bukan tindakan B, maka saat itu pula dia mendapatkan kebebasannya.

Peran Kehendak 

Dalam hidupnya, seorang manusia tidak akan pernah terlepas untuk melakukan suatu kegiatan. Akan tetapi, tidak hanya sekedar melakukan tindakan. Sering kali, manusia dihadapkan pada banyak pilihan sebelum melakukan suatu tindakan. Dalam hidup seorang manusia, memilih dan (kemudian) memutuskan menjadi bagian yang cukup penting karena pada saat orang itulah kebebasan seseorang terwujud. Adanya banyak pilihan itu merupakan bukti bahwa seseorang memiliki kehendak (yang akan selalu berinteraksi dengan intelegensi saat memutuskan, terutama saat orang melihat sisi baik buruk -- moral -- suatu pilihan). Maka, dapat dikatakan pula di sini bahwa dasar adanya kebebasan adalah karena orang memiliki kehendak yang selalu berinteraksi dengan intelegensi. Tanpa adanya kehendak (yang selalu mengarah kepada kebaikan) dan intelegensi, serta interaksi antara keduanya, dapat dikatakanlah bahwa tidak ada kebebasan.

 

Menggunakan Kebebasan 

Dalam setiap pilihan itu, Louis Leahy membedakan empat tahap manusia menggunakan kebebasannya dalam memilih dan memutuskan suatu kegiatan yang akan dilakukannya. Keempat tahap itu adalah daya tarik, memeriksa, mempertimbangkan, dan memutuskan. Berikut penjelasannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun