Mohon tunggu...
Vinsensius SFil
Vinsensius SFil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Filsafat

Suka membaca dan menulis yang bermanfaat bagi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kaitan antara Kehendak dan Kebebasan

16 Februari 2023   23:59 Diperbarui: 17 Februari 2023   00:29 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Peran Kehendak 

Kendati kecenderungan dan kehendak ini secara bersama ada di dalam diri manusia, namun kita tidak dapat menyamakannya begitu saja. Kecenderungan berbeda dengan kehendak. Hal yang menjadi ciri khas dari kecenderungan adalah kemampuannya untuk mencari kepuasan, sedangkan kehendak hanya terarah kepada kebaikan. Melalui kecenderungannya manusia dapat melakukan apa saja yang dapat membuatnya puas, tanpa memperdulikan apakah perbuatan tersebut baik atau tidak. Amat berbahaya jika manusia hanya menggunakan kecenderungannya saja dalam bertindak, karena ia akan merusak atau mencelakakan sesamanya, demi kepuasannya sendiri.

Keberadaan kecenderungan dalam diri manusia tidak semata-mata buruk atau jahat, namun ada yang baik juga. Kecenderungan itu ada yang jahat dan ada yang baik. Kecenderungan yang baik, misalnya: keingintahuan, sosiabilitas, ambisi, atau naluri memiliki merupakan kecenderungan yang positif dan dapat mengarah kepada kebaikan. Akan tetapi, kehendak memegang peranan penting dalam berhadapan dengan kecenderungan-kecenderungan ini. Kehendak bertugas untuk mengarahkan dan mengontrol, serta menguasai semua kecenderungan, sehingga tetap terarah kepada kebaikan dari manusia secara keseluruhan.

Jenis Kebaikan 

Kehendak manusia selalu mengarah kepada kebaikan. Namun kebaikan yang bagaimana? Ada tiga macam kebaikan, yaitu: kebaikan fisik, kebaikan moral, dan kebaikan semu:

Kebaikan fisik adalah kebaikan yang baik untuk manusia sebagai suatu organisme di dalam kosmos; kebaikan moral adalah kebaikan yang baik untuk manusia sebagai "ada" yang bebas; kebaikan semu sesungguhnya adalah sesuatu yang jahat, tetapi yang tampak sebagai kebaikan.

a) Kebaikan fisik. Dapat kita lihat pada kebutuhan manusia akan sesuatu yang baik, contohnya: baju yang baik, rumah yang baik, dan lain sebagainya.

b) Kebaikan moral. Dapat dinilai pada perbuatannya, yang berkaitan erat dengan kebebasan dan tanggung jawab.

c) Kebaikan semu, terdapat dalam contoh berikut: seorang pemuda yang tercandu narkoba. Bagi dia narkoba itu baik, tetapi bagi khalayak umum (orang yang sehat) barang tersebut dapat merusak kesehatan, bahkan dapat mengancam nyawa seseorang.

Dari ketiga kebaikan di atas, kehendak dapat memilihnya. Akan tetapi peran intelektual di sini sangat penting sekali, yakni untuk mengenal dan menentukan jenis kebaikan tersebut. Jadi, melalui intelektual, manusia mengenal berbagai jenis kebaikan di atas. Antara kehendak dan intelektual ini saling mengandaikan dan terjadi suatu interaksi yang terus-menerus. Maka, dapat dikatakan, semakin tinggi intelektual seseorang dalam mengenal kebaikan, maka semakin ia dapat memilih dan mengarah kepada kebaikan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun