"Benneto anakku menulis bagus diawalnya namun pada bagian terakhir suratnya ia memohon maaf atas segala kelakuannya di rumah yang sering menyakiti hatiku sebagai, ibunya." Sebagai ibu, aku terharu membcanya.
"Lalu apa yang kamu buat untuk anakmu itu," tanya Sahabat Hati. "Aku membalas suratnya, via gurunya," jawab Annes cepat.
Isinya seperti ini, "Terima kasih untuk surat dan doa dari anak ibu. Ibu sangat bahagia. Maafkan ibu juga, ya, yang sering memaksakan Benneto bertumbuh menjadi anak yang mandiri walau belum waktunya, menjadi anak yang bertanggunjawab walau masih harus banyak belajar tentang kehidupan dan tuntutanya."
"Ingat nak, ibu mencintai anak-anak ibu lebih dari segala apapun karena kalian semua adalah angerah Tuhan paling mulia untuk ibu. Mari kita terus belajar bersama untuk hidup dan kehidupan ini. Ibu mengasihimu dan menyayangi kalian semua, anak-anak ibu."
Setelah membaca balasan surat pada anaknya, Annes selekas kilat memberi tanda pada Sahabat Hatinya di kaca phone bahwa Benneto membutuhkannya untuk menghantarnya ke gerbang sekolah.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI