Gereja menjalankan misi dengan bahwa terang harapan kepada mereka yang terpikirkan dan menghormati serta melindungi martabat setiap manusia. Dengan mengintegrasikan tanggung jawab ekologis dan solidaritas kemanusiaan gereja dapat wujudkan inti sebagai kawan baik yang relevan dan transformatif di dunia masa kini. Dari gagasan-gagasan yang sudah disampaikan ini baik dari Paus Franciscus juga tadi disampaikan oleh Romo Francis kepada kita ada juga juga kata kunci yang mungkin kita bisa dalami sepanjang pertemuan Paus orang ini kata sinodalitas solidaritas dan soliditas.
Pokoknya tas semua di akhirnya. Gereja yang sinodal berjalan bersama itu sebagai titik perangkat kita bersama. Sebagai titik perangkat kita bersama gereja yang sinodal dengan dua arah utama perhatian kita agar gereja itu menjadi solid.
Soliditas itu adalah hal yang penting untuk dicapai dari sinodalitas sebagai ranah forum kita ke dalam. Tetapi yang kedua juga harus ditujukan kepada soliditas dalam ranah terutama forum eksternum. Dalam perjumpaan-perjumpaan kita dengan kehidupan yang lebih luas.
Jadi mudah-mudahan pekerjaan-pekerjaan pastoral kita selama setahun ke depan ini dalam kategori pastoral ini benar-benar mencerminkan konsep-konsep kunci harapan-harapan dan kunci kita yang sudah kita lakukan dalam pertemuan pastoral ini. Kita juga perlu melihat tantangan dan ruang yang kita hadapi sebagai kesempurnaan baru. Ada sejumlah tantangan dan ruang yang kita hadapi sekarang ini.
Yang pertama tentu saja dari dinamika turisme yang menjadi katakanlah menjadi prime mover dari perubahan-perubahan sosial, ekonomi bahkan politik dan budaya di Manggarai Barat, di Bukit Banggawang Bajo ini melalui tourisme atau pariwisata. Pariwisata ini menjadi simbol utama dari semua perubahan yang terjadi sekarang ini dan gereja mesti hadir sebagai bagian utama dan penting juga dari proses-proses kepariwisataan yang sedang berlangsung sekarang ini. Baik sebagai suara moral, pelayanan kasih, maupun juga dalam kegiatan-kegiatan advokasi kebijakan yang mendukung keadilan sosial dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di kawasan ini.
Kemudian tadi juga disinggung oleh Romo Frans tentang komunitas pastoral gerejawi saya kira ini terus menjadi perhatian kita dan menjadi peluang kita untuk mengembangkan gereja kita gereja jaringan gereja yang dibangun di atas komunitas-komunitas. Orang membandingkan kenapa komunisme di Eropa Timur itu hancur sementara di Cina itu tidak hancur komunisme. Karena di Cina itu dibangun di atas komunitas-komunitas komunitas pas dan diperkomunitas sedangkan di Eropa Timur itu dia tira institusional sekali karena itu dia cepat hancur jadi cari keseimbangan komunitas ini adalah salah satu unas yang kuat bagi pembangunan gereja kita.
Kemudian pendidikan dan pemberdayaan ekonomi juga terus menjadi tantangan dan peluang yang mesti kita perhatikan dalam pekerjaan dan pelayanan-pelayanan pastoral kita. Gereja dapat memainkan peranan kunci dengan menyediakan program pendidikan non-formal, pelatihan keterampilan dan hubungan ekonomi bagi kelompok-kelompok rentang. Tetapi tentu kita tidak bisa bergabung sendiri dalam konteks ini saya kira amanat konsyifatikan kedua juga itu bekerja bersama, jarang bersama tadi.
Kita hanya dalam internal green check tetapi juga kita menggandeng kelompok-kelompok elemen-elemen non-eklesial NGO pemerintah maupun kelompok-kelompok lain yang punya perhatian dan fokus yang sama untuk membangun kemanusiaan membangun kehidupan membangun dunia yang lebih baik. Beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan yang pertama mudah-mudahan pertemuan pastoral ini juga bisa menghasilkan sebuah peta pastoral pemetaan pastoral untuk mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan di setiap wilayah atau plaster-plaster pelayanan kita jadi bukan hanya sekedar membuat checklist kegiatan-kegiatan pastoral tetapi juga untuk mendalami pengalaman-pengalaman pastoral yang telah kita lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H