Tema ini sejalan dengan visi yang tadi sudah dikutip juga dari Paus Fransiskus tentang gereja sinodal berjalan bersama. Tema ini juga mengingatkan kita bahwa Perutusan Umat Beriman adalah untuk menjadi saksi harapan di tengah tantangan dunia.
Diharapkan dengan tata kelola pastoral partisipatif kita mewartakan kasih dan keadilan Kristus khususnya bagi mereka yang membutuhkan. Karena ada juga yang tidak membutuhkan. Kita paksa supaya mereka butuh. Kita hanya menhhabiskan waktu karena mereka tidak membutuhkan. Jadi disini khususnya bagi mereka yang membutuhkan.
Sebagai persiaran harapan kita melangkah bersama menuju dunia yang lebih baik dengan kemuliaan  sambil aktif berpartisipasi dalam persekutuan, pelayanan, dan pewartaan kabar baik.
Tema Pastoral Tata Kelola Partisipatif menjadi panggilan bagi kita untuk memperkuat sinodalitas dalam gereja. Persekutuan yang kokoh dalam iman akan memampukan kita untuk lebih aktif dalam berbagai kegiatan pastoral yang mendukung kesejahteraan umat dan memperkuat solidaritas.
Partisipasi ini juga menentu aspek Tata Kelola Pastoral dimana setiap anggota gereja memiliki peran penting dalam pengelolaan bersama. Beberapa pokok pikiran dapat kita kemukakan dalam input ini.
Yang pertama, tadi sudah didalami dalam rekoleksi tadi, gereja sebagai persekutuan Gereja sebagai persekutuan umat Allah adalah panggilan inti kehidupan kita. Sudah ditegaskan juga dalam Lumen Gentium, gereja adalah tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Ada kata mesra di situ. Jadi tidak hanya persatuan, tapi mesra.
Jadi ada kata mesra. Tidak hanya sekedar persatuan, meskipun kita juga harus minta pandangan dari para teolog. Hal ini juga untuk menjelaskan mesra yang dimaksudkan disini apa, supaya jangan disalahkan. Kalau kata mesra dibawa dalam hubungan dengan Allah itu luar biasa.
Tetapi persekutuan disini bukan hanya struktur. Kadang-kadang kita berpikir persekutuan ini hanya struktur, hanya susunan. Padahal di dalam persekutuan itu ada banyak juga aspek yang lain seperti aspek relasional, aspek pengalaman iman.
Kadang-kadang itu sifatnya tidak terlihat atau kualitatif. Kadang-kadang kita terjebak untuk melihat persekutuan itu hanya dari aspek struktur, institusional. Tidak melihat aspek pengalaman, perjumpaan dan pergulatan iman yang ada di sana.
Dan persekutuan ini diekspresikan atau diwujudkan dalam banyak aksi, dalam banyak pengalaman, dalam banyak perjumpaan.
Pada intinya dalam persekutuan ini anggota gereja dipanggil untuk saling mendukung, mendengarkan, dan bekerja sama. Kasih Allah menjadi pondasi yang memperkokoh persekutuan ini sehingga gereja mampu menjadi saksi yang hidup akan kehadiran dan karya Allah di tengah dunia yang terus berubah.