Mohon tunggu...
Vindy Audina
Vindy Audina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Etnososial dalam Meningkatkan Pemahaman dan Apresiasi Siswa Terhadap Warisan Budaya

29 Desember 2024   15:06 Diperbarui: 29 Desember 2024   15:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keterlibatan siswa dalam eksplorasi di atas meliputi :

  • Penggunaan Tradisi sebagai Sumber Belajar
  • Tradisi Tepung Tawar dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa memahami dan menghargai budaya lokal mereka, serta menginternalisasi nilai-nilai kearifan local
  • Kegiatan Praktis
  • Siswa dapat dilibatkan dalam kegiatan praktis yang berkaitan dengan Tradisi Tepung Tawar, seperti mengikuti acara tersebut atau melakukan penelitian tentang makna simbolik dari tradisi tersebut.
  • Pembelajaran Kontesktual
  • Dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan tradisi lokal, siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga mendapatkan konteks yang lebih kaya tentang kehidupan masyarakat mereka. Ini menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan.
  • Peningkatan Kesadaran Budaya
  • Keterlibatan siswa dalam eksplorasi budaya melalui tradisi seperti Tepung Tawar diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya melestarikan budaya lokal, serta mendorong generasi muda untuk lebih mencintai dan memahami warisan budaya mereka.

Pembelajaran IPS dengan menggabungkan budaya seperti Tradisi Tepung Tawar juga dapat dijadikan sebagai pembelajaran berbasis proyek. Berikut langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dari tradisi Tepung Tawar yakni :

  • Identifikasi Tema Proyek
  • Pilih tema proyek yang relevan dengan nilai-nilai dalam tradisi Tepung Tawar, misalnya "Perayaan Tradisi Tepung Tawar di Masyarakat Lokal".
  • Riset dan Pengumpulan Data
  • Siswa melakukan observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat atau keluarga yang melaksanakan tradisi ini. Hal ini bisa dilakukan melalui kunjungan ke desa atau mengundang narasumber ke sekolah.
  • Pengembangan Proyek
  • Siswa bekerja dalam kelompok untuk merancang presentasi atau pameran tentang tradisi Tepung Tawar. Mereka dapat membuat poster, video dokumenter, atau bahkan mengadakan simulasi acara Tepung Tawar.
  • Presentasi
  • Setelah menyelesaikan proyek, siswa dapat mempresentasikan hasil kerja mereka kepada teman-teman sekelas. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum tetapi juga memperkuat pemahaman mereka tentang materi.
  • Refleksi
  • Setelah proyek selesai, adakan sesi refleksi di mana siswa dapat mendiskusikan apa yang mereka pelajari tentang nilai-nilai budaya dan bagaimana pengalaman tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Penerapan Penilaian dalam Menghargai Keberagaman Budaya

Salah satu contoh penerapan kebudayaan lokal dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui pemberian permainan tradisional. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Rachmadyanti, 2021) mengangat kearifan local masyarakat Using sebagai sumber belajar IPS di SD. Kearifan lokal yang diangkat pada penelitian tersebut meliputi tradisi Rebo Wekasan, Ritual Dahan (ritual pembersihan bendungan) oleh sejumlah petani yang ada di desa tersebut, Rumah Adat yang ada di desa Kemrien, Kesenia, Tarian, serta Upacara Adat. Kebudayaan lokal tersebut dapat dijadikan sumber belajar bagi siswa.

Penilaian tentang keberagaman budaya dapat dilakukan dengan cara siswa ikut terlibat dalam upacara-upacara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat. Selain itu, para siswa dapat belajar tarian khas yang ada pada desa tersebut. Salah satunya adalah Tari Gandrung. Pada saat ini tarian tradisional dapat dijadikan sebagai ekstrakulikuler di sekolah. Sehingga siswa dapat mendalami kebudayaan lokal yang dimilikinya. Dengan cara memanfaatkan tradisi ataupun praktik, siswa dapat melihat langsung bagaimana nilai-nilai budaya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya menghargai keberagaman budaya ini lah yang menjadikan terjaganya pemahaman siswa terhadap kebudayaan lokal yang ada disekitar lingkungan sekolah maupun tempat tinggal. Meskipun banyak sekali potensi untuk menerapkan penilaian tentang menghargai keberagaman budaya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat kendala dalam praktik pembelajarannya. Misalnya, kurangnya pemahaman guru terhadap kearifan lokal serta minimnya bahan ajar yang tersedia. Maka dari itu, perlu adanya pelatihan bagi guru serta pengembangan sumber pembelajaran yang berbasis lokal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

  • Penyusunan Rencana Pembelajaran Berbasis Budaya

Pembelajaran berbasis budaya merupakan pendekatan yang penting untuk menginternalisasi nilai-nilai lokal maupun karakter bangsa dalam Pendidikan. Berikut penyusunan rencana pembelajaran berbasis budaya yang dapat diterapkan dalam materi IPS:

  • Tentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa dapat memahami dan menghargai kearifal local melalui identifikasi aspek-aspek budaya lokal yang relevan dengan materi IPS yang di pelajari di sekolah. Selain itu, siswa dapat menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Dari beberapa hal tersebut tujuan pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan maupun keadaan pembelajaran dan budaya lokal yang ada di lingkungan sekitar siswa.
  • Kaitkan budaya lokal dengan materi pembelajaran siswa di sekolah. Materi IPS yang dapat dikaitkan dengan kebudayaan lokal adalah geografi, sejarah dari suatu tradisi ataupun budaya-budaya yang ada di lingkungan sekitar siswa, ekonomi masyarakat lokal, sosiologi tentang struktuk sosial masyarakat lokal, serta budaya-budaya yang menjadi ciri khas dari suatu daerah.
  • Buatlah aktivitas belajar yang melibatkan siswa secara aktif dan kontekstual, seperti:
  • Diskusi kelas antar siswa atau kelompok yang membahas tentang keberagaman budaya yang ada di indnesia. Ajak siswa untuk berbagi pengalaman yang terkait dengan praktik pelestarian lingkungan maupun budaya yang ada disekitarnya.
  • Proyek lapangan, siswa dapat melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat yang dirasa mampu memberikan informasi tentang keberagaman budaya lokal di suatu daerah atau lingkungan tempat tinggal siswa.
  • Siswa diajak untuk melakukan kegiatan kreatif seperti membuat poster tentang pelestarian kearifan lokal yang telah dipelajari. Siswa juga dapat mengidentifikasi dari suatu pertunjukkan kesenian atau tradisi dari masyarakat yang ada di sekitar lingkungannya.
  • Setelah diberikan kegiatan yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir bagi siswa, guru dapat memberikan penilaian dengan cara memberikan kuis tentang materi yang telah dipelajari, penilaian proyek terhadap hasil dari waawancara yang dilakukan oleh siswa, maupun evaluasi terhadap poster yang dibuat oleh siswa mengenai kearifan lokal.

Penerapan rencana pembelajaran berbasis kebudayaan lokal ini tidak hanya dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi IPS saja, namun dapat memperkuat identitas budaya siswa sebagai bagian dari masyarakat indonesia. Siswa juga akan lebih menghargai warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang dan dapat berkontribusi pada pelestariannya di masa depan nantinya.

Simpulan

Integrasi budaya lokal ke dalam kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa terhadap warisan budaya mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pengenalan budaya lokal, seperti ritual maupun tradisi lokal di masyarakat dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa terhadap warisan budaya mereka. Metode pembelajaran kontekstual dan pembelajaran berbasis proyek sangat dianjurkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna. Selain itu, pelatihan guru dan pengembangan materi pembelajaran berbasis lokal diperlukan untuk menerapkan praktik pengajaran yang peka terhadap budaya. Dengan demikian pendidikan berbasis budaya tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga mengembangkan karakter sosial dan moral siswa, serta meningkatkan relevansi pembelajaran.

Saran

Demikian materi yang dapat kami uraikan,  kami menyadari bahwa dalam penulisan artikel studi ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun