Bagi seorang Pemerhati Hukum dan saya yakin Mbak Melisa ini bagian dari gembong aktivis perempuan di Makassar, telah melakukan banyak hal bagi perempuan, apalah artinya dengan saya yang hanya seorang buruh semata. Tapi Mbak Melisa yang cerdas, jikalau Kartini melihat kondisi yang ada sekarang ditambah dengan kalimat selebrasi mbak serta bias nilai-nilai perjuangannya entah apa yang akan disampaikannya, Mbak.Â
Mengacu pada tema Ambiguisme Kartini maka lebih baik jika Mbak memaparkan kondisi Kartini-kartini yakni perempuan-perempuan Indonesia saat ini. Apa itu? Di masa sekarang pernikahan dianggap percapaian tertinggi bagi seorang perempuan. Perempuan yang nikah muda dapat pujian sedangkan yang belum menikah dicemooh habis-habisan. Mbak penentang pernikahan anak juga kan?Â
Nah, disitu tidak ada selebrasi. Apa lagi? Kini banyak tanah rakyat (perempuan menjadi bagiannya) yang dirampas demi kepentingan bisnis, sama persis ketika zaman colonial di masa Kartini, disana adakah selebrasi? Dulu Kartini melawan Poligami (namun tidak kuasa), kini Poligami tidak hanya dianjurkan tapi juga dikampanyekan.Â
Sudah lelah bangun sekolah untuk anak perempuan, kini malah ada gerakan perempuan kembali ke rumah. Diantara kesemuanya tidak ada tuh selebrasi ala Kartini seperti yang dicekokin kedaam batok kepala kita. Yang terjadi kini tentang Kartini adalah, tulisannya dilupakan, pakaiannya dibanggakan. Mungkin itu kali maksud Mbak Melisa dengan selebrasi Kartini.
Yang kini dihadapi perempuan Indonesia adalah Kemiskinan yang jalin menjalin dengan militerisme yang ditopang oleh Feodalisme. Inilah musuh dan lawan bersama, Mbak. Dan untuk menghadapi ini semua tidak dengan selebrasi pencitraan Kartini ala Orde Baru. Untuk yang ini saya akan menulis dikemudian hari.Â
Karena tulisan ini hanya mengoreksi resume materi diskusi yang Mbak Melisa bawakan. Doakan saya sehat selalu hingga mampu memenuhi hasrat penulisan lebih lanjut, seperti saya mendoakan Mbak Melisa sukses selalu sebagai Pemantik dan Pemerhati Hukum serta lebih lanjut sebagai aktivis perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H