Nian tanah SikkaÂ
Kini hidupmu sedikit diujung tandukÂ
Orang-orang memandang dan mencintaimu sedikit berbedaÂ
Kini orang menciptakan idealisme demi profitÂ
Hingga kaki, tubuh dan kepalamu mulai keroposÂ
Nian tanah SikkaÂ
Hidup miris melandamu dan anak-anakmuÂ
Kini panas terik melintasi atap kepalaÂ
Dan membuat air mata darah keluar tak beraturanÂ
Kini kau tak lagi seperti duluÂ
Ibarat senja yang mempesonaÂ
Dan kecupan pelangi pada kupu-kupuÂ
Nian tanah Sikka
Orang-orang mulai egois dan mengotorimu dengan sampah dan bauh yang sedikit dewasaÂ
Nian tanah Sikka
Kaulah pahlawan yang menuntun kami menuju kesejahteraan hidupÂ
Dalam rumah dan bumi .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H