Nian tanah SikkaÂ
Kini hidupmu sedikit diujung tandukÂ
Orang-orang memandang dan mencintaimu sedikit berbedaÂ
Kini orang menciptakan idealisme demi profitÂ
Hingga kaki, tubuh dan kepalamu mulai keroposÂ
Nian tanah SikkaÂ
Hidup miris melandamu dan anak-anakmuÂ
Kini panas terik melintasi atap kepalaÂ
Dan membuat air mata darah keluar tak beraturanÂ
Kini kau tak lagi seperti duluÂ
Ibarat senja yang mempesonaÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!