Mohon tunggu...
Flower Nice
Flower Nice Mohon Tunggu... Penulis - Author

Flower nice adalah sebuah nama pena dari seseorang yang ingin menyampaikan pesan-pesan lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jelmaan Sosok Ayah

29 Juni 2024   10:14 Diperbarui: 29 Juni 2024   10:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Lena yang terluka berdoa di puncak Gunung Gong. Ia memohon keadilan pada Sang Maha Pencipta. Ketika kembali, Lena merasakan getaran. Ternyata kawah Gunung Gong telah berubah menjadi bara yang hendak menjebol dinding utara.


Sebuah ide licik muncul di benak Lena.  Rasa sakit hati pada suami dan orang-orang utara membuat Lena  memasukkan obat tidur ke dalam minuman mereka yang sore itu melakoni pesta laknat. Itulah mengapa orang-orang utara bergeming ketika dengung Gong membahana, tanda datangnya bencana.  
Lena menyeringai ketika lahar membanjiri kawasan utara. Ia mengira sakit hatinya akan lenyap seiring kebinasaan suaminya dan manusia-manusia laknat dari utara yang menodai kesucian cintanya.


Kenyataannya, kini Lena justru bergelung dengan rindu. Tiap waktu mengidamkan sosok Darma dengan senyum tampan dan buaian manisnya. Lena semakin tergugu, larut dalam benci dan rindu yang berpadu. Seandainya membenci orang yang dicintai itu mudah, maka Lena tidak akan semenderita ini.


 "Mama, apinya nyaris padam!"


Lena kembali memasukkan kain-kain ke dalam baskom kuningan. Terlihat kepulan asap berwarna keabuan yang menjelma kembali menjadi sosok Darma yang tersenyum tampan. Bulir bening berjatuhan kala Lena menatap sosok Darma. Ia sangat menyesal. Sebesar apapun kesalahan Darma seharusnya ia tidak membunuhnya.  


Jelmaan sosok Darma itu merangkul Lena, membisikkan pesan terakhir, "Aku memaafkanmu. Rangkullah semua nestapa, agar hatimu menjadi lega."


Suara kokok ayam yang bersahutan menghentikan tangisan Lena. Ia menoleh pada putranya dengan dahi berkerut hingga kedua alisnya nyaris bertaut. Sang Putra justru menyunggingkan senyum semringah.

"Ayam selalu berkokok ketika melihat semburat jingga di ufuk timur. Artinya, mentari akan terbit. Kehidupan kita akan berlanjut, Mama."


Lena tampak bahagia melihat harapan memancar dari raut wajah putranya. Ia memeluk putranya erat-erat. Seperti itu pula Lena merengkuh seluruh nestapa dalam hidupnya. Memaafkan Darma dan dirinya sendiri untuk dapat melanjutkan kehidupan yang lebih baik.

Bionarasi :
Penulis bernama pena Flower Nice. Melahirkan dua buku nonfiksi, satu novel dan beberapa antalogi. Penulis bisa dihubungi melalui sosial media instagram @flowernice89 dan facebook Flower Nice.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun