Mohon tunggu...
Flower Nice
Flower Nice Mohon Tunggu... Penulis - Author

Flower nice adalah sebuah nama pena dari seseorang yang ingin menyampaikan pesan-pesan lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jelmaan Sosok Ayah

29 Juni 2024   10:14 Diperbarui: 29 Juni 2024   10:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Bocah itu menggelengkan kepalanya.


"Apa Dewa Gong akan mengabulkan permohonan kita setelah kemarahan besarnya?"


Lena memejamkan mata karena gagal memberi sedikit harapan pada putra yang teramat dicintainya itu. Tempo hari, dia merasa bersyukur karena Gunung Gong memuntahkan laharnya ke utara, berseberangan dengan pemukimannya di sebelah selatan gunung. Ternyata keadaan yang mereka alami sekarang tidak lebih baik.  Jika orang-orang utara tewas seketika tertimbun lahar, mereka mungkin akan mati perlahan karena kedinginan.


"Apa kita akan mati, Ma?" tanya bocah itu lagi seolah dapat membaca kekhawatiran ibunya.


"Tidak. Kita akan tetap hidup. Semua ini akan segera berakhir setelah seluruh pendosa itu mati," sergah Mama Lena dengan penuh keyakinan.


Tidak ada lagi lontaran pertanyaan karena bocah itu mulai menggigil. Mulutnya terbuka untuk mempertahankan napas. Tapi justru menyakitkan tenggorokannya yang langsung tertampar udara dingin.


Lena menumpuk bantal-bantal di atas tubuh putranya agar udara dingin tak menyentuh kulit. Ia juga menutup bagian muka dengan kerudung tipis. Dengan begitu, ia berharap putranya dapat menghirup udara yang lebih hangat.


Bantal-bantal itu bergetar. Putra Lena semakin menggigil. Kepanikan menjalari pikiran Lena. Cepat-cepat ia mencari ide untuk membuat rumah semi permanen miliknya menjadi lebih hangat.


API.


Sebuah ide muncul dan langsung dieksekusi. Ia mengambil apa saja yang bisa dibakar, memasukkan sedikit ke dalam baskom kuningan, lalu menyalakan korek. Rasa hangat memancar. Lena terus memasukkan kain-kain kecil ke dalam baskom ketika api mulai padam.


"Apa itu baju ayah yang tempo hari Kau robek-robek, Ma?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun