Ayat ini menegaskan bahwa manusia dan (konsepsi) Islam adalah sama-sama ciptaan Allah Diharapkan manusia diciptakan mau sebagai pelaku hidup menurut Islam.
Karena itu jangan heran bila dalam Surat Ali 'Imran: 19 ditegaskan bahwa Islam adalah satu-satunya 'Aturan' Allah.
Dan dalam ayat 85 di surat yang sama juga ditandaskan bahwa para pencari 'aturan' selain Islam bakal gagal mewujudkan harapan."
Surat ke-35 Al-Quran diberi nama Fthir (pencipta). Ternyata (sebutan) ini ditujukan kepada Allah. Hal yang sangat mengesankan adalah pada ayat ke-3 dari surat tetsebut terdapat sinonim dari  "fthir" yaitu "khliq".
Dan  sinonim "fithratallah" yaitu "khalqillah". Artinya bahwa Allah, Sang Maha Pencipta itu adalah pencipta semesta alam termasuk manusia serta Islam.
Dalam konteks itulah Rasulullah menegaskan bahwa:
Setiap bayi dilahirkan 'alal-fithrah (berdasar konsepsi/rencana Allah), yakni untuk menjadi pelaku Al-Fithrah, Â Al-Islam.Â
Sampai kemudian, setelah ia pandai berbicara, maka kedua orangtuanya (atau lingkungannya) yang menjadikannya (berbudaya) Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR Al-Bukhari)."
Sabda Rasulullah itu sebagai indikasi nyata bahwa dakwah para rasul (dari Adam sampai Muhammad saw) pada dasarnya merupakan ajakan agar manusia yang terlahir (biologis), hendaknya sudi berusaha menelusuri latar belakang kehadirannya. Harapannya, terlahir nilai-nilai Al-Quran dalam perilakunya. Menjadi pakaian baru untuk menutup aibnya.
Manakala ajakan itu disambut dengan sebaik-baiknya, maka di situlah  ditemukan hakekat dari Idulfitri, yaitu Perjalanan/proses rujuk diri manusia kepada belahan jiwanya, yaitu Al-Fitrah alias Al-Islam.
Bila hal itu terjadi, maka kepadanya layak diucapkan salaamun atau selamat hidup dengan Islam.