Dengan kata lain, di sini, istilah al-fithru/al-fithratu terikat dalam konteks Islam/Al-Qurn.
Al-Quran memuat sedikitnya 19 ayat berisi variasi kata fathara. Antara lain di Surat Ar-Rum ayat 30.
Hal yang berkesan bagiku kata "fithrah", lengkapnya adalah "fithratallah" hanya termuat dalam Surat 30:30.
Itu menjadi petunjuk bahwasanya  makna istilah  'al-fithrah', termasuk Idulfithri itu terikat oleh konteks ayat ini.
Dan yang menarik lainnya, dalam ayat ini istilah 'fithratallah' selain berarti: ciptaan Allah, juga mengacu pada pengertian 'dnul-qayyim' ('regulasi' yang membangkitkan), yaitu Islam, yang diciptakan memiliki kecocokan dengan sifat alami (fithrah) manusia itu sendiri.
Dengan kata lain, manusia dan  Islam adalah pasangan alami menurut  Allah."
Artinya:
" Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,"
(QS. Ar-Rum: Ayat 30).
Aku lebih suka dengan terjemahan ini:
Arahkanlah wajah kehidupanmu mengikuti Islam semantap-mantapnya. (Inilah) fithrah (konsepsi) Allah yang dibuatNya cocok dengan fithrah (konsep penciptaan) manusia. Tak ada tandingan bagi ciptaan (konsepsi) Allah ini. Inilah regulasi yang sangat kokoh. Tapi (sayang) kebanyakan manusia tidak tahu (karena tak mau tahu!).