"Baik."
Â
"Taja!"
Â
Ayahnya memanggil sehingga Taja menoleh dan menghentikan langkahnya. "Ya, Ayah?"
"Aku akan mulai membicarakan masa depanmu bersama ibumu saat makan malam nanti. Kau harus siap."
Â
Sejenak menatap ayahnya, Taja tak berpikir terlalu lama. "Ya, Ayah."
Dyma bergegas menyusul putrinya setelah mengunci pondok kecil tempatnya menyiapkan barang-barang kebutuhannya. Di ruang makan, kedua orang terkasihnya itu sudah menunggunya. "Maaf membuat kalian menunggu. Pedang itu harus siap besok. Iring-iringan keluarga istana akan dikawal oleh kelompok prajurit utama."
"Termasuk Ayah?" tanya Taja, menyiapkan hidangan untuk ayahnya.
"Benar. Mungkin, kunjungan mereka ke Eyn membutuhkan waktu empat hari sesuai waktu yang ditentukan." jawabnya. Tanpa dijelaskan pun, istri dan anaknya sudah paham maksud pembicaraan ini. Artinya, Dyma tidak bisa pulang selama tugasnya mengawal keluarga istana belum selesai. "Sebelum aku berangkat, ada hal yang ingin kubicarakan. Tapi, makanlah dulu. Jangan lupa berdoa."