Mohon tunggu...
Vera Damayanti
Vera Damayanti Mohon Tunggu... Novelis - Novelis Digital

Hanya seorang penulis dalam dunia digital yang ingin berbagi inspirasi dan imajinasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Legionnaire: Battle of The Heart #7

24 Januari 2025   06:29 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:29 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramshad Ali and Taja (Source: two characters and background are generated by Meta AI, novel cover is designed by Vera Damayanti)

Pertanyaan Taja kembali terdengar di telinganya setelah cukup lama hanyut dalam lamunan.

"Kurasa, ratu sedang kesepian. Itu saja. Bukankah kau lihat sendiri betapa Yang Mulia sangat sibuk akhir-akhir ini?" Ramshad mengusap wajahnya. Hanya kalimat itu yang terlintas di kepalanya.

"Benar. Kusaksikan sendiri, ratu berada di kamarnya seorang diri."

"Itu sebabnya beliau memberimu cincin itu. Benda yang akan membantumu melacak keberadaan siapapun, termasuk mencari tahu kesibukan raja selama jauh dari sisinya." Ramshad menarik napas panjang, bersyukur Taja memercayai jawabannya.

"Jadi, ketika aku menggunakan pengaruh kekuatan cincin, maka pada saat yang sama, ratu dapat menyaksikan apa yang kulihat?"

Ramshad mengangguk. "Coba kau ingat lagi, apakah kau dalam pengaruh cincin saat melihat Sazzar?"

"Tidak. Pengaruhnya sudah meredup dan hilang ketika aku masuk ke dalam ruang senjata," kata Taja, merasa sangat yakin.

"Baguslah. Semua aman hingga detik ini."

"Lalu apa maksudnya membohongi ratu?"

"Mungkin mereka pernah bertengkar sebelumnya, ah entahlah! Makin dalam memikirkan masalah ini membuat isi otakku seperti benang ruwet! Katakan saja sesuai keinginan raja. Habis perkara. Kau tidak akan disalahkan siapapun. Sekarang, aku mau tidur. Besok pagi aku mau mengajak Ramshi ke lembah bunga. Kalau mau ikut, bawa kudamu sendiri. Aku tidak mau kita terlihat seperti sepasang suami istri. Ayo, pulang."

Taja yang sejak tadi sibuk menyusun kepingan teka-teki masalah ini, seketika sadar ketika tangan itu terulur padanya. Berusaha keras meredam rona merah pipinya karena sempat mendengar kalimat Ramshad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun