Mohon tunggu...
Vera Damayanti
Vera Damayanti Mohon Tunggu... Novelis - Novelis Digital

Hanya seorang penulis dalam dunia digital yang ingin berbagi inspirasi dan imajinasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Legionnaire: Battle of The Heart #7

24 Januari 2025   06:29 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramshad Ali and Taja (Source: two characters and background are generated by Meta AI, novel cover is designed by Vera Damayanti)

Bab 7 Kepingan Teka-Teki

Pintu besi nan kokoh sudah berada di depannya. Ia sangat yakin bahwa sang raja berada di dalamnya melalui petunjuk cincin. Taja benar-benar nekat! Sekarang, atau tidak sama sekali, pikirnya. Lebih baik mengambil risiko kehilangan segalanya daripada terus penasaran hingga seumur hidup. Peringatan Ramshad tidak mampu mengurungkan niatnya. Meskipun ingat dan tetap nekat, namun Taja melupakan satu hal. Carlo Dante bukan lagi manusia biasa.

Berbekal kemampuannya membuka pintu sealot apapun, batas penghalang dengan ruang senjata berhasil ia taklukkan seiring pengaruh cincin yang telah memudar.

Mengendap-endap, semaksimal mungkin pergerakannya tidak terdengar. Pintu sengaja ia biarkan sedikit terbuka agar mudah melarikan diri.

Sepi.

Ruang itu tetap gelap tanpa ada tanda-tanda seorang pun. Jadi, ke mana Yang Mulia?

Ia memberanikan diri melangkah, terus melangkah ke tengah ruangan yang minim cahaya hingga mendekati salah satu peti. Indra perabanya merasakan dingin kala bersentuhan dengan permukaan halus benda itu. Jika diamati, setiap peti memiliki ciri khasnya sendiri, bahkan yang terletak agak jauh darinya dihiasi motif aneh nyaris serupa dengan burung besi yang pernah dilihatnya. Untuk beberapa saat, ia sibuk dengan alam pikirannya sehingga tidak menyadari akan keberadaan seseorang yang sejak tadi diam mengamatinya dari balik bayangan sebuah pilar besar.

"Seingatku, aku tidak memanggilmu, Taja."

Berat suara itu mengagetkan dirinya. Taja berbalik dan melihat Carlo Dante telah keluar dari kegelapan.

"Maaf, tapi ...," kelu lidahnya bingung harus menjawab apa sebab ia memang bersalah. Sangat bersalah. Meskipun raut wajah rajanya tidak mengisyaratkan rasa marah, akan tetapi ia tetap berhati-hati dan siap dengan segala konsekuensi. Sadar bahwa raja menunggu jawabannya, ia memberanikan diri membuka suara, "Sebagai panglima perang, saya juga berhak mendapatkan kepercayaan penuh, sama seperti yang Anda berikan pada Ramshad."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun