Dia mau bersabar menunggu di luar ruangan dinas menunggu Kepala Dinas rapat demi menyampaikan niat baik kami. Dia lakukan sendiri. Aku hanya bisa menunggu di rumah.Â
Dan kondisiku saat itu lagi hamil 8 bulan. Aku juga sakit TB kelenjar leher. Yang mengharuskan aku minum obat rutin.Â
Obat yang tidak boleh terputus meminumnya. Obat yang harus tuntasku minum selama 6 bulan. Sehingga harus ada yang mengawasiku untuk minum obat rutin ini setiap hari.
Inilah salah satu kami ingin pindah. Alhamdulillah, keberaniannya diberi hadiah oleh allah dengan disetujui surat pindahku ke sini.
4. Mencintai sepenuh hati
Bukti suami mencintaiku sepenuh hati adalah membawaku ke rumahnya. Dia tidak malu memperkenalkan aku pada keluarganya sebagai bentuk seriusnya padaku. Keluarganya yang open membuatku dihargai sebagai seoarang wanita.
Kadangkala dia memberikan perhatian pada keluargaku. Menerima keadaan orang tuaku dan mengerti dengan keadaan rumahku.
Rumahku yang dulunya belum selesai. Masih berdinding batu bata. Lantainya yang masih beralaskan tanah. Dan dapurku yang penuh dengan asap karena kami masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Tapi dia tetap merasa nyaman dan menghargai orang tuaku.
Orang tuaku bekerja sebagai petani, sedangkan orang tuanya PNS. Namun, dia tidak pernah membandingkan dan tidak memperlihatkan kelebihan keluarganya.Â
Orang tuanya pun tidak memandangku seperti orang kampung. Tidak merasa risih aku anak petani kampung berteman dengan anaknya. Inilah yang membuat orang tuaku juga memilihnya sebagai pendampingku.
5. Mendengarkan dan menatap mataku ketika bicara