Gaya komunikasi dinamis ditandai dengan sifatnya yang agresif, karena pengirim menyadari perlunya tindakan dalam lingkungan kerja. Gaya ini biasanya digunakan oleh juru kampanye atau supervisor yang memotivasi tim penjualan. Tujuan utama dari pendekatan agresif ini adalah untuk menginspirasi dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Meskipun gaya komunikasi ini sangat efektif dalam menangani masalah-masalah kritis, gaya ini mengharuskan karyawan atau bawahan untuk memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini mewujudkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat, dan ide dari orang lain, daripada memberikan perintah. Meskipun memiliki wewenang untuk memberikan perintah dan kontrol, pengirim memilih pendekatan yang lebih kolaboratif. Gaya ini paling efektif jika pengirim bekerja dengan individu yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti, dan bersedia bertanggung jawab penuh atas tugas yang diberikan.
The Withdrawal Style
Menggunakan gaya komunikasi ini dapat menyebabkan berkurangnya interaksi, karena individu yang mengadopsinya tidak memiliki keinginan untuk terlibat dengan orang lain karena masalah atau kesulitan interpersonal. Sebagai contoh, seseorang mungkin berkata, “Saya tidak ingin terlibat dalam masalah ini,” yang mengindikasikan upaya untuk menghindari tanggung jawab dan keengganan untuk berkomunikasi. Pendekatan ini tidak cocok untuk komunikasi organisasi.
Sebaliknya, gaya komunikasi yang setara dianggap ideal, mendorong interaksi yang terbuka dan kolaboratif. Sementara gaya penataan, dinamis, dan melepaskan dapat digunakan secara strategis untuk mencapai hasil yang positif, gaya mengendalikan dan menarik diri cenderung menghalangi interaksi yang bermanfaat dalam organisasi.
Peran pimpinan dalam peningkatan komunikasi
Miskomunikasi dapat menyebabkan masalah yang signifikan ketika pesan tidak tersampaikan secara efektif. Meskipun demikian, sering kali diabaikan bahwa manusia pada dasarnya bergantung pada komunikasi dalam kehidupan mereka. Kita membutuhkan orang lain dan membutuhkan interaksi dalam kelompok atau komunitas agar dapat berfungsi dan berkembang.
Komunikasi sering kali sangat bervariasi, dan perbedaan gaya dapat menimbulkan tantangan yang signifikan. Perbedaan ini sering kali memicu etnosentrisme, yang mengakibatkan konflik antar kelompok di dalam suatu negara ketika kata-kata atau maksud disalahartikan. Selain itu, komunikasi yang efektif sangat penting dalam kehidupan sehari-hari untuk interaksi yang harmonis antara individu dan masyarakat, sehingga dapat membantu mencegah konflik. Dalam skala yang lebih luas, komunikasi sangat penting bagi negara-negara untuk membangun dan memelihara hubungan bilateral satu sama lain.
Komunikasi dan kepemimpinan memiliki kaitan yang sangat erat. Seorang pemimpin yang sukses harus memiliki perspektif yang luas, kejujuran, tanggung jawab, keberanian dalam pengambilan keputusan, dan keterampilan komunikasi yang luar biasa. Komunikasi yang efektif sangat penting, karena dapat secara signifikan memengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam memenuhi tanggung jawabnya. Setiap pemimpin memiliki bawahan yang menyumbangkan ide, yang kemudian digunakan oleh pemimpin untuk mengambil keputusan.
Kepemimpinan yang efektif yang memengaruhi orang lain sebagian besar bergantung pada keterampilan komunikasi yang kuat. Komunikasi yang baik dan efektif terkait erat dengan kepercayaan dan keyakinan yang ditanamkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. Kepercayaan dan keyakinan terbangun ketika pemimpin membina lingkungan yang harmonis di mana komunikasi yang terbuka dan bermakna tumbuh subur, selaras dengan prinsip-prinsip inti komunikasi yang efektif.