Arfi mengangkat bahu, lalu menyeka bibirnya lagi. Diseruputnya teh botol yang hanya tersisa sepertiga sambil diam-diam merenung.
Bukan tanpa alasan, memang, mengapa Ayah dan Ibu Rahma sangat kecewa terhadap keputusan Rahma. Gadis itu memilih mencintai Gilang, seorang insinyur muda perusahaan minyak, yang juga teman satu kampus Arfi dahulu. Rahma mengenal Gilang dari Arfi saat mereka bertemu dengannya dalam sebuah pengajian lepas kerja yang diadakan di sebuah masjid di bilangan Blok M.
Saat itu, Rahma belumlah seperti Rahma yang sekarang. Ia masih senang mengenakan setelan blazer dan rok selututnya, dengan jepitan rambut tweety, mickey mouse, atau donald duck yang setia menghias rambut ikalnya. Ya, Rahma adalah sosok seorang gadis yang aktif, ceria, sedikit kekanak-kanakan, namun berhati lembut.
Karenanya, semua orang terkaget-kaget ketika suatu pagi Rahma datang ke kantor dengan penampilan super ajaib: kemeja dan celana panjang longgar berwarna mencolok, serta kerudung tipis yang dililit sekitar lehernya.
"Gila! Ngapain Lo dandan kayak ibu-ibu kampung mau ke pengajian?" Arief, staf bagian keuangan, menarik kerudung Rahma hingga gadis itu menjerit marah.
"Yaah... Ma, kalau penampilan Lo kayak begini, kita nggak bisa ngajak Lo ke caf lagi dong sehabis kerja!" Sissy protes dibarengi anggukan Rista dan Monik.
"Emang gue nggak terlalu suka ke sana kok!" wajah kekanakan Rahma merengut.
"Eh, Ma, nggak usah pakai baju kayak begini juga kita tahu kalau Lo tuh muslim." Daniel, kasie ekspor-impor, menunjuk baju Rahma.
Rahma hanya bisa menahan kecewa atas reaksi teman-teman sekantornya. Akhirnya, ia memburu sahabatnya, Arfi. "Tolong, dong, Fi...!!" serunya putus asa.
Pagi itu juga, Rahma mengganti kerudung tipisnya dengan jilbab berenda milik Arfi yang selalu tersimpan di laci meja gadis berkacamata itu. Saat istirahat makan siang, Arfi mengantar Rahma membeli satu stel pakaian muslimah di sebuah plaza. Kemeja panjang, rok model A, dan sebuah rompi setengah pinggang, terlihat sangat manis dan cocok menemani kesibukan Rahma di sisa hari kerjanya.
Lalu tentang Gilang, setelah beberapa kali bertemu di pengajian lepas kerja, tiba-tiba saja pada satu hari Rahma mengatakan kepada Arfi bahwa sepertinya ia jatuh cinta pada Gilang. Arfi sampai tersedak mendengarnya.