Perlakukan kesuksesan dan kegagalan dengan cara yang sama
"Menerimanya tanpa kesombongan, membiarkannya berlalu dengan acuh tak acuh." ---Marcus Aurelius
Marcus Aurelius memiliki metafora yang menarik. Â Dia percaya bahwa seorang pria, sebagai seorang kaisar, seorang prajurit---semua orang---adalah seperti batu. Lemparkan batu itu ke udara, katanya, dan "batu itu tidak akan kehilangan apa pun jika turun dan tidak menghasilkan apa-apa jika naik ke atas." Batunya tetap sama.
Kita dapat membayangkan kehidupannya mencerminkan analogi ini. Dia adalah manusia biasa yang dipilih oleh Hadrian untuk menjadi kaisar. Namun ia juga bisa saja dicopot dari jabatannya kapan saja (dan hampir saja terjadi di akhir masa pemerintahannya). Apakah ini mengubah siapa Marcus sebenarnya? Apakah itu berarti dia lebih baik atau lebih buruk dari orang lain?
Tidak. Dia masih batu yang sama. Dan begitu juga anda. Apakah anda memulai dan memiliki hari dengan promosi atau diakhiri dengan pemecatan, kondisi ini menandakan anda dalam posisi yang sama saja.
Apakah anda memenangkan lotre, hadiah atau keuntungan besar atau malah karena putus asa, anda mengabarkan diri anda telah bankrut dan gagal? Â Apakah anda berbicara kepada ribuan orang dan kesulitan anda dengan tulus menanggapinya? Pertanyaannya adalah bagaimana kita akan menanggapi perubahan nasib ini, jika kita bisa mengikuti baris puisi klasik Kipling, "Jika---" :
  Jika bisa bertemu dengan Kemenangan dan Bencana
  Dan perlakukan kedua penipu itu dengan cara yang sama; Â
Kita sama saja. Sukses atau gagal, suka dan duka, semua itu tidak akan mengubah diri kita dalam sekejab. Apalagi berada di luar kendali kita. Ini adalah sikap acuh tak acuh. Kita tetap dalam keadaan yang sama.
Praktekan Pedoman Kaum : Sapalah apa pun yang terjadi dalam hidup Anda hari ini---baik suka maupun duka---dengan cara yang sama.
Anda bisa praktekan pedoman kaum Stoa ini denga Melakukan saja satu hal yang baik setiap hari