Salah satu momen yang paling menarik dalam buku Meditations karya Marcus Aurelius adalah argumen Marcus Aurelius dengan dirinya sendiri di pendahuluan dalam buku tersebut.Â
Ini jelas merupakan argumen yang dia lakukan dengan dirinya sendiri berkali-kali, di pagi hari---seperti yang dilakukan banyak di antara kita. Dia tahu bahwa dia punya kedisplinan bangun dari tempat tidur di pagi hari, tapi ada keinginan atau godaan lain sangat ingin tetap berada di balik selimut hangat. Â
Jika diuraikan, berbeda dengan Marcus seorang Kaisar, tentu saja inilah momen kita memulai hari yang baru. Inilah pilihan yang anda harus tentukan, tentu saja bukan tetap berada di balik selimut, tetapi memulai hidup dengan semangat, yang sudag anda rencanakan dalam agenda anda, dalam konteks untuk kegiatan mewujudkan minimal agenda dalam durasi waktu, tempat, jenis kegiatan yang sudah anda rencanakan.
Hal Ini bisa diterimadan juga mengesankan. Marcus sebenarnya tidak perlu bangun dari tempat tidur. Dia sebenarnya tidak perlu melakukan apa pun. Salah satu pendahulunya, Tiberius, pada dasarnya meninggalkan takhta demi sebuah pulau eksotis. Kakek buyut Marcus, Hadrian, hampir tidak menghabiskan waktu sama sekali di Roma. Kaisar mempunyai segala macam hak prerogatif, dan di sini Marcus bersikeras agar dia bangun pagi dan mulai bekerja.
Mengapa? Itu karena Marcus tahu bahwa kemenangan di pagi hari adalah kunci untuk memenangkan hari dan kemenangan dalam hidup. Dia tidak akan pernah mendengar ungkapan bahwa "orang yang datang lebih awal akan mendapat cacing" (the early bird gets the worm), namun dia sangat menyadari bahwa hari yang dimulai dengan baik sudah baik sekalipun setengahnya.Â
Namun hal ini menimbulkan pertanyaan: seperti apa sebenarnya kemenangan di pagi hari itu? Apa yang harus dilakukan seseorang setelah mereka bangun pagi? Dari kaum Stoa, bagi mereka ada 3 kebiasaan yang membuat pagi hari mereka sukses: Jurnal. Jalan-jalan, melakukan pekerjaan yang mendalam.
Jurnal
Kaum Stoa adalah penggemar berat penjurnalan (jika Anda pelanggan Daily Stoic , Anda pasti akan menemukan beberapa hal tentang hal ini). Epictetus sang budak, kaisar  Marcus Aurelius. Seneca sang pialang kekuasaan dan menulis drama.
Ketiga pria yang sangat berbeda ini menjalani kehidupan yang sangat berbeda. Tapi dengan menulis jurnal---mereka semua memiliki kebiasaan yang sama. Meditasi yang dilakukan Marcus Aurelius terdiri dari kumpulan catatan pengembangan diri pribadi, yang tidak pernah ia maksudkan untuk dipublikasikan. Dan Epictetus mendorong murid-muridnya untuk menuliskan pemikiran mereka dan merenungkan tindakan mereka setiap hari. Kaum Stoa "menjaga dirinya sendiri seperti musuh yang sedang menyergap," katanya.
Menurut catatan dari situs dailystoic.com, di jelaskan bahwa dalam suatu kesempatan Oscar Wilde, Susan Sontag, WH Auden, Ratu Victoria, John Quincy Adams, Ralph Waldo Emerson, Henry David Thoreau, Virginia Woolf, Joan Didion, John Steinbeck, Sylvia Plath, Mary Chestnut, Brian Koppelman, Anas Nin, Franz Kafka , Martina Navratilova, Ben Franklin, memutuskan akan berhenti semua kegiatan jurnalis (bukan berhenti menulis jurnal pribadi). Dan untuk alasan yang dianggap baik itu, mereka menggap berhasil.
Mengapa? Karena hanya ada sedikit kebiasaan yang telah teruji dan didukung oleh penelitian seperti penjurnalan. Ini untuk menjernihkan pikiran, memberikan ruang untuk refleksi pribadi yang tenang, memberikan catatan pemikiran mereka dari waktu ke waktu, dan mempersiapkan anda juga untuk hari yang akan datang.