Namun mengingat cukup panjang watu pengkajian BAPPENAS, tentu saj DPR atau PANSUS akan percaya terhadap apa yang dilakukan oleh BAPPENAS. Mau buktinya?
Sesuai yang diberitakan situs katadata.com (11/07/2018). Dengan tajuk atau judul berita/artikel "DPR Setuju Tambah Anggaran Bappenas Untuk Kaji Pemindahan Ibukota"
Rinciannya :
- Anggaran ditambah Rp 26 miliar setelah dipangkas Rp 49,1 Miliar.
- Dengan rincian Rp 7 miliar untuk (kajian) pemindahan Ibukota," kata Ketua Komisi Keuangan Rinciannya, untuk penyempurnaan sistem aplikasi perencanaan dan informasi kinerja anggaran (KRISNA) sebesar Rp 7 miliar.
- Alokasi untuk mendukung fasilitas KRISNA melalui peningkatan layanan dukungan operasional sebesar Rp 5 miliar.
- Terakhir, untuk peningkatan hubungan kerja sama internasional sebesar Rp 7 miliar. Advertisement Adapun kajian pemindahan Ibukota perlu dilakukan untuk mencari lokasi yang potensial sebagai Ibukota baru.
- Selain itu, pihaknya juga akan mempertimbangkan ketersediaan air, pengendalian banjir, dan risiko bencana di lokasi-lokasi yang dimaksud. "Tambahan anggaran Rp 7 miliar ini untuk memastikan kajiannya komprehensif, sehingga bisa mendukung perencanaan yang matang," kata dia. Dana sebesar Rp 7 miliar tersebut akan menambah anggaran kajian yang sudah ada di Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). Pemerintah tampaknya semakin serius mengkaji kemungkinan pemindahan ibukota.
Jadi jelas ada komunikasi diluar Pansus, dengan Banggar atau rapat dengar Pendapat dengan Komisi yang mebawahinya, yang mungkin tidak terekam dengan jelas. Namun saya yakin bahwa Ketika disahkan, semua fraksi pasti  tahu apa yang sedang dikaji oleh BAPPENAS dan kemungkinan besar telah terkonfirmasi. Bukan pat gulipat.
Nah pada bagian akhir tapi bukan yang terakhir
Beberapa Negara dan Alasannya memidahkan Ibu Kota Negara. Sumber BBC.com (25 Agustus 2019)
KAZAKSTAN
Pada tahun 1997, Presiden Nursultan Nazarbayev memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari kota utama, Almaty, Dia memilih kota provinsi yang berdebu, sekitar 1.200km (750 mil) utara. Salah satu hal pertama yang dia lakukan adalah mengubah nama, dari Aqmola - yang berarti "kuburan putih" - menjadi Astana.
Dia kemudian membawa arsitek dari seluruh dunia untuk membangun ibukotanya dari bawah ke atas. Salah satu landmark yang paling mencolok adalah Khan Shatyr - tenda terbesar di dunia. Dirancang oleh Norman Foster, hotel ini memiliki pusat perbelanjaan dalam ruangan dan kompleks hiburan. Peta yang menunjukkan di mana Astana dan Almaty berada di Kazakhstan
Menara Baytarek, yang menyerupai telur yang bertengger di atas pohon, memiliki dek observasi dengan pemandangan landmark lain yang baru dibangun. Ini termasuk istana kepresidenan, sebuah riff di Gedung Putih dengan kubah biru pucat di atasnya. Di sebelahnya adalah Central Concert Hall, struktur pirus yang meniru pesawat ruang angkasa yang sedang berlangsung.
Semua ini dimungkinkan oleh booming sektor minyak Kazakhstan: ekonomi tumbuh sebesar 4,8% pada tahun 2018 . Sebagai tanda terima kasih, setelah Presiden Nazarbayev mengundurkan diri pada bulan Maret, parlemen memilih untuk memberi nama kota itu untuk menghormatinya.