Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Beberapa Tipe Wanita Karir dalam Upaya Mencapai Kesuksesan dan Keseimbangan

22 Desember 2021   05:46 Diperbarui: 22 Desember 2021   05:55 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wanita Karir | Sumber:  express.co.uk

Sebenarnya, topik pilihan kali ini berjudul "Dilema Ibu Bekerja" pantasnya ditujukan kepada penulis perempuan menikah atau untuk peremuan secara umum.

Hanya karena saya berpikir, topik pilihan ini tak lain untuk menyambut Hari Ibu Nasional, 22 Desmber 2021, yang dalam perhitungan latar belakang sejarahnya adalah Peringatan yang Ke-93  dihirtung sejak

Tema Peringatan Hari Ibu Nasional ke-93 tahun 2021 yang saua kutip dari tribunews.com (21/12/2012) kemarin. Adalah "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju" dengan sub tema sebagai berikut :

  • Sub -- Tema 1  : Perempuan Indonesia : Saatnya untuk Bicara "Suaramu Keberanianmu"
  • Sub -- Tema 2 : Perempuan Indonesia: Inspirasi Bangsa
  • Sub -- Tema 3 : Perempuan Indonesia: Gerak dan Langkah dari Masa ke Masa
  • Sub -- Tema 4 : Perempuan Indonesia: Inovator dan Kolaborator Kemajuan Bangsa
  • Sub -- Tema 5 : Perempuan Indonesia: Prestasimu untuk Dunia
  • Sub -- Tema 6 : Perempuan Indonesia: Berdaya untuk Pemulihan Ekonomi Bangsa (Pasca Pandemi Covid-19

Adapun perhitungan ke 93, berdasarkan sejarah Hari Ibu yang diawali dari bertemunya para pejuang wanita dalam Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Gedung Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta.

Pengesahan hari ibu ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928

Sehingga diperbolehkan saja kan, saya ikut nimbrung menulis tentang topik pilihan ini?  Tentu dong ya. Hehehe

Selanjutnya sejarahnya dapat di lihat dari berbagai literatur yang ada. Saya hanya menyinggung sekelumit saja .

Dengan melihat Tema dan Sub tema, setidaknya ada benang merahnya dengan topik polihan yang diberikan admin kompasiana kali ini.

Setidaknya sekalipun di berbagai belahan dunia masih memperlakukan seorang perempuan secara tidak manusiawi, beberapa konvesi internasional tentang perlindungan perempuan dalam hak dan kesetaraanya tercatat terdadapat beberapa dan telah diratiikasi oleh negara-negara anggota PBB.

Salah satu diantranya, dan menjadi pedoman umum adalah Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women, disingkat CEDAW) adalah sebuah perjanjian internasional yang ditetapkan pada tahun 1979 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Oleh pemernitah Indonesia, Convensi tersebut telah dirtivikasi menjadi Undang-undang  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskiriminasi Terhadap Wanita (Convention On The Elimination Of All Forms Of Discrimination Against Women)

Paling tidak saya mengaris bawahi Pasal 1 dari konvensi tersebut yang menyatakan bahwa
Untuk tujuan Konvensi yang sekarang ini, istilah "diskriminasi terhadap perempuan" berarti setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan,penikmatan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan.

Dengan demikian, kesetaraan hak-hak perempuan dibandingkan pria semuanya memiliki kesempatan yang sama di semua bidang. Sehingga ketika seorang perempuan atau Ibu memilih menempuh pendidikan hingga strata tertinggi, menduduki jabatan politik, menjadi pimpinan dalam sistem pemerintan hingga pempinan negara. 

Saat ini gak lagi perlu dipersoalkan bagi banyak negara, sekalipun terdapat beberapa negara yang belum dapat menjalankannya sesesuai dengan isi dari konvesi yang disebutkan di atas.

Sehingga, memilih bekerja sebagai seorang wanita/perempuan karir adalah sesuatu yang wajar namun gak semudah yang dibayangkan dalam kultur kebudayaan tertentu. 

Gak usah jauh-jauh di Indonesia saja. Tanpa saja sebutkan daerah mana di Indonesia yang masih mempertahankan prinsip bahwa sekalipun perempuan diberi kesempatan belajar, namun untuk bekerja sebagai wanita karir gak diperbolehkan.

Bahkan di wilayah/provinsi atau kota besar sebagian orang masih menilai wanita karir dalam penilaian yang kurang pantas, tapi semata-mata menurut saya bukan berdasarkan budaya yang telah berubah seiring perekmbangan zaman. 

Namun terelbih apabila, perempuan atau wanita pekerja tersebut ketika mengalami masalah, sebut saja pada persoalan anak-anaknya. Sang ibulah yang pertama-tama menjadi tudingan sebagai pihak yang sangat bertanggung jawab. Sehingga pekerjaaan yang ditekuni menjadi biang keladi daripada persoalan yang timbul tersebut.

Yang paling umum, sekalipun sepintar dan sehebat apapaun seorang perempuan tersebut dalam berkarirnya  dan telah mencapai puncak dalam karirnya, apalagi yang masih meniti karirnya. Kodrat seorang wanita, senantiasa menjadi pengingat dan ukuran bagaimana seorang perempuan harus dapat memenuhi kodratnya tersebut sekalipun memiliki hak untuk meniti karirnya. Inilah yang menjadi dasar penilaian bahkan dalam hubungan perkawaninan.

Yang pertama dari hasil survey dan penelian Mirei Okamura. Seorang  Peneliti, Perencana Komunikasi Pemasaran Terintegrasi Career Woman Lab , Divisi Aktivasi. Bulan Oktor 2014, dengan sample wanita yang menjadi responden adalah 900 wanita pekerja berusia 20-34 tahun. Dengan area survey adalah Tokyo, Osaka, Nagoya, Sapporo, Sendai, Kobe, Hiroshima, Fukuoka, Jepang. Dengan hasil rekomendasi, beberapa jenis wanita karir.

Tipe Profesional: Spesialis Yang Ingin Membuat Perbedaan

Tipe Profesional

Dari responden terdapat 16,2% dari adalah wanita karir profesional,  yang memiliki keinginan kuat untuk diandalkan dan dihargai oleh orang lain. Hidup mereka berputar di sekitar pekerjaan. Ciri-ciri klaster ini dapat diringkas secara dalam tiga poin ini:

  • Mereka sangat termotivasi dalam pekerjaan. Pekerjaan mereka adalah hobi dan hidup mereka.
  • Mereka cukup bijaksana. Saat berbelanja mereka memilih dengan mata kepala sendiri.
  • Mereka menginginkan hubungan yang setara dengan pasangannya, dan tidak terpaku pada pernikahan.

Tipe Gung-Ho: Berjalan Tanpa Henti Di Setiap Bidang

Tipe Gung-ho

Kategori berikutnya ini adalah wanita optimis yang berusaha memenuhi diri mereka sendiri di setiap bidang, baik profesional maupun pribadi. Dari responden terdapat 12,8% dari semua wanita karir yang diteliti. Mereka perfeksionis yang melakukan segalanya untuk memenuhi sebuah tujuan tertentu, tetapi bahkan kemudian mereka tidak puas. Karena begitu ambisius dan tangguhnya mereka.

Ciri-ciri mereka dapat diringkas tipe ini dapat dikenal dalam tiga poin ini:

  • Mereka bekerja keras baik di dalam maupun di luar pekerjaan. Mereka memiliki kehidupan cinta yang aktif dan semua kehidupan mereka direncanakan.
  • Mereka memiliki banyak kenalan dan bisa berteman dengan siapa saja. Mereka selalu sibuk membuat koneksi/relasi.
  • Mereka memanfaatkan semua bentuk media untuk mengumpulkan informasi, dan memanfaatkan sepenuhnya situs perbandingan belanja.

Tipe Yang Mencolok: Memancing Untuk Disukai

Tipe Mencolok

Wanita karir dalam Kategori ini adalah tipe wanita pamer.  Merekia yang bercita-cita untuk pekerjaan mencolok yang akan membuat mereka dikagumi orang lain dan berusaha menunjukkan kepada banyak orang bahwa mereka mampu. Mereka memiliki kehidupan nyata secara offline: mereka dengan bersemangat mengunjungi tempat-tempat populer dan suka mengobrol dengan orang lain. Cluster ini menyumbang 14,3% dari semua wanita karir. Ciri-ciri mereka dapat diringkas dalam tiga poin ini:

  • Mereka percaya dalam membuat banyak teman, bahkan yang biasa-biasa saja. Mereka suka bertukar informasi dan membangun jaringan.
  • Mereka fokus bersenang-senang sekarang daripada di masa depan. Mereka paling peduli tentang apa apa yang lagi modis dan trendi.
  • Mereka ingin menunjukkan kemampuan mereka dalam apa yang mereka kuasai.

Pengikut Tren: Berhati-Hatilah Saat Ikut-Ikutan

Pengikut Tren

Kategori berikutnya adalah pengikut tren, yaitu wanita yang sadar merek masih kurang berorientasi pada pekerjaan daripada wanita di kelompok lain tetapi lebih memiliki tujuan untuk menemukan calon suami dengan status yang tinggi. Mereka terdiri dari 16,2% dari semua wanita karir. Mereka biasanya Khawatir tentang bagaimana orang lain melihat mereka, mereka tanpa kompromi dalam memilih pasangan dan tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk itu. Ciri-ciri mereka dapat diringkas dalam tiga poin ini:

  • Dalam pernikahan mereka peduli dengan penampilan. Mereka menuntut lebih banyak peran calon suami daripada kelompok lainnya.
  • Mereka kurang peduli tentang sifat pekerjaan mereka daripada prestise (ukuran perusahaan dan pengakuan). Mungkin mereka bisa bertemu pria berkualitas lebih baik dengan cara itu.
  • Mereka ingin populer di kalangan pria tanpa mengasingkan jenis kelamin mereka sendiri. Mereka sebenarnya perhatian dan ingin semua orang menyukainya.

Wanita Karir Kasual: Ibu Rumah Tangga Yang Menunggu

Wanita Karir Kasual

Kategori berikutnya adalah wanita karir kasual, mereka ini menghargai stabilitas dan mencari kebahagiaan biasa dan bisa mereka jangkau. Terdapat 9,9% dari semua wanita karir yang diteliti, jumlah mereka relatif sedikit. Ciri-ciri mereka dapat diringkas dalam tiga poin ini:

  • Mereka memiliki tujuan yang agak kuno untuk berhenti dari pekerjaan mereka suatu hari untuk menikah dan menjadi ibu rumah tangga, dan mereka tidak pernah ingin bercerai. Bagi mereka kebahagiaan seorang wanita terletak pada pernikahan.
  • Mereka puas dengan beberapa teman dekat. Di media sosial, mereka bereaksi terhadap komentar dan unggahan orang lain dengan suka daripada memposting milik mereka sendiri.
  • Mereka benci untuk berbelanja secara royal. Mereka menikmati tren terbaru dengan memanfaatkan hadiah dan bahkan barang yang berharga murah.

Tipe Eksentrik: Mendahulukan Minat Mereka

Tipe Eksentrik

Kategori berikutnya adalah tipe eksentrik yaitu wanita yang ingin menikmati hal-hal favorit mereka dengan kecepatan mereka sendiri dan tidak mempermasalahkan fakta bahwa mereka bekerja hanya demi mata pencaharian dan minat mereka. Anggota kelompok ini,  jumlahnya 12,1% dari semua wanita karir yang diteliti.  Mereka cenderung berusia awal tiga puluhan. Mereka berencana untuk tetap pada jalur kehidupan mereka saat ini dan tidak terlalu peduli tentang pernikahan atau mode. Masuk akal dan tidak terlalu feminin, mereka mengikuti jalan hidup mereka sendiri. Ciri-ciri mereka dapat diringkas dalam tiga poin ini:

  • Mereka melakukan hal-hal sesuai dengan kecepatan kemampuan mereka sendiri. Mereka cukup puas sendirian dan benci jjika dibelenggu.
  • Pembeli yang bijaksana, mereka senang membeli barang bekas karena mereka percaya pada penghematan uang.
  • Mereka hanya bekerja untuk menghasilkan uang dan mengutamakan kehidupan pribadi mereka.

Tipe Yang Membosankan: Introvert Dan Hidup Dalam Keadaan Linglung

Jenis Membosankan

Kelompok terakhir adalah tipe yang membosankan. Mereka adalah wanita yang tidak pandai berkomunikasi dengan orang lain dan mudah hanyut dalam kehidupan di dunia kecil mereka sendiri. Mereka mengambil hal-hal dengan langkah mereka sendiri dan pasif dan tidak ambisius. Dan, kejutan, kejutan, mereka menyumbang bagian terbesar. Dari cluster ini terdapat 18,4% dari responden.

Ciri-ciri mereka dapat diringkas dalam tiga poin ini:

  • Mereka menjalani hidup dengan linglung.
  • Mereka tidak terlalu paham informasi dan pasif dalam konsumsi media mereka.
  • Mereka ingin menikah suatu hari nanti, tetapi berhati-hati mereka tidak pandai secara aktif menjelajah dan mencari calin suaminya.

Jenis atau type dari penelitian Mirei Okamura dari jepang ini, saya gunakan sebagai proyeksi perempuan karir Asia, yang rata-rata bertalian juga dengan mudaya dan perkembangan negaranya yang bila dirata-ratakan gak terlalu memiliki gap yang jauh.

Nah kemudian, sebagai pelengkap dari hasil penilitian di atas. Saya terinspirasi juga dengan artikel yang diterbitkan media mainstream yang cukup dipeerrcaya dan dipertanggungjawabkan, guardian.ng (20/03/2018). Dengan judul berita "How To Become A Successful Career Woman" (Cara Menjadi Wanita Karir Yang Sukses).

Secara ringkas dan melalui pemahaman opini saya, dapat menyimpulkannya dalam beberapa hal.

Perempuan, untuk waktu yang lama, memiliki peran multi-faceted dalam masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi peran mereka di lingkungan kerja. Sebagian besar bingung antara menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga. Hal ini, sampai batas tertentu, mempengaruhi banyak wanita yang kemudian membawa emosi ke dalam kehidupan kerja mereka dan melalui tantangan untuk bertumbuh dalam pilihan karir mereka. Banyak yang merasa sulit untuk mengejar tujuan karir mereka dan akhirnya merasa frustrasi di tempat kerja atau membenci tugas mereka.

Hal terbaik yang harus dilakukan sebagai wanita di tempat kerja adalah mengenali dan memainkan kekuatan Jika permpuan di tempat kerja. Bagaimana mereka bisa menemukan kekuatannya dan untuk memainkannya? Adalah tanggung jawab mereka untuk menemukan apa yang mereka minati. Mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan jika mereka tidak yakin dengan fokus yang mereka lakukan. Dan Jika mereka mengejar peningkatan karier, mereka harus bersedia menemukan apa yang paling mereka sukai dalam pekerjaan mereka.

Kenyataannya adalah banyak orang tidak senang dengan pekerjaan mereka, tetapi ini tidak berarti bahwa mereka tidak menikmati melakukan tugas-tugas kecil tertentu dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Mereka dapat menempuh karier dengan melakukan hal-hal kecil yang mereka sukai dan akan menemukan cara untuk bertumbuh di dalam atau di luar organisas, institusi atau perusahaan mereka.

Adapun terdapat beberapa tips yang menurut saya cukup masuk akal dan dapat dilakukan oleh wanita di seluruh dunia, termasuk wanita Indonesia.

Pertama adalah Ambilah Tindakan

Tidaklah cukup mengetahui bahwa anda menginginkan sesuatu tanpa melakukannya. Tujuan anda tidak akan terwujud jika anda tidak membuat langkah strategis untuk mencapainya. Ini berarti anda harus mencari tahu apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan karier anda. Apakah pengambil keputusan memiliki pelatihan tertentu? Mungkin anda harus bersiap untuk mendapatkan pelatihan semacam itu. Apakah ada pola bagaimana mentor/penasehat atau senior anda mencapai karirnya yang cukup memuaskan diri mereka? Unntuk itu, sudah waktunya bagi anda untuk menyusun strategi pola atau strategis untuk mengalami kemajuan atau pertembuhan dalam karir anda sendiri.

Berikutnya Adalah Merencanakan Strategi Pertumbuhan atau Kemajuan dalam Karir

Anda perlu berbicara dengan atasan anda dan mendiskusikan rencana peningkatan karir anda. Tidaklah cukup menunggu bos anda memberi anda kenaikan gaji atau promosi. Anda harus bersedia berbicara dengan mereka tentang hal itu. Sangat ideal untuk melakukan ini selama tinjauan kinerja. Beri tahu mereka bahwa anda memiliki target dan bertujuan untuk mendapatkan keterampilan teknis atau soft skill tertentu.  Say arasa, Bos anda akan siap membantu anda sebanyak mungkin karena itu adalah tugas mereka.

Investasikan Diri Anda 

Anda Jika Anda menginginkan pertumbuhan atau peningkatan yang ceoat dalam karir anda, maka anda harus bersedia berinvestasi pada diri Anda sendiri. Bacalah buku-buku yang akan membantu anda meningkatkan kekuatan anda. Jika anda telah menemukan area tertentu dari pekerjaan anda yang anda sukai, maka berusahalah untuk meningkatkan area tersebut. Beberapa pemberi kerja berinvestasi dalam pengembangan profesional staf mereka, jadi pastikan untuk meminta peluang seperti itu jika anda yakin bahwa anda bisa.

Pikirkan Jangka Panjang

Apa tujuan anda dua tahun lalu mungkin tidak seperti yang akan terjadi dalam dua tahun ke depan. Anda harus selalu memikirkan pertumbuhan anda di setiap titik. Anda harus terus merencanakan, mengevaluasi kembali, dan menyesuaikan tujuan karir anda sebanyak mungkin untuk menghindari dalam keadaan stagnan. Jika anda selalu mendambakan kesempatan terbaik untuk melakukan sesuatu, sekaranglah saatnya untuk melakukannya dan mewjudukan tujuan tersebut.

Sebagian besar pekerja menghabiskan banyak waktu di tempat kerja, anda hanya perlu menghabiskan waktu berjam-jam itu untuk melakukan sesuatu yang anda sukai. Jika tidak, itu akan meniadakan seluruh tujuan ingin berkarir.

Mungkin itu dulu pemaparan saya, yang saya rasa cukup ringkas untuk menjadi bacaan untuk mengevaluasi diri menjadi seorang perempaun dan berstatus seorang ibu yang berkarir.

**

Untuk masalah pekerjaan seorang ibu karir dengan kelurganya dibawah ini saya sajikan beberapa testimoni dari beberapa wanita yang bekerja sebagai pekerja penuh dan dapat mengimbangi tugasnya sebagai ibu atau tugasnya di dalam keluarga dan tanggungjawabnya sebagai pekerja penuh.

Wanita menginspirasi. Antara memiliki anak dan menangani pekerjaan, mereka masih berhasil memegang posisi berkuasa di berbagai industri; bahkan mereka memulai bisnis mereka sendiri.  Dan tepat memperhatikan keluarga. Faktanya, sekitar  70 persen wanita Amerika dengan anak-anak berada di angkatan kerja. Tetapi bekerja penuh waktu dan menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah.

Dengan hanya 24 jam dalam sehari, bagaimana mereka melakukan itu semua?  Melalu testimoni beberapa wanita yang bekerja penuh waktu dibawah ini, serta membesarkan anak, mengurusi rumah mereka, dan masih memerlukan ruang dan waktu untuk menikatkan kemampuan pribadi.

Yang pertama Testimoni dari Krystal, seorang Community Outreach Manager for A Secure Life dan ibu dari satu anak laki-laki. Menurutnya,

" Bekerja penuh waktu sambil membesarkan anak (sebagai seorang ibu) sangat sulit . Saya tidak tahu harus berkata apa ketika orang bertanya, 'Bagaimana Anda melakukan semuanya?' Mungkin jawaban terbaik adalah 'Saya rasa mungkin pertanyaannya seharusnya, 'Bagaimana Anda membuatnya semua berjalan simbang?' Saya menyempatkan diri saya untuk memiliki pekerjaan misalnya berhadapan dengan wastafel penuh dengan piring kotor. 

Menitupkan anak di tempat penitipan anak yang selalu cukup rewel, dan baik-baik saja dengan berjalan-jalan sebagai latihan saya hari itu. Saran terbaik yang bisa saya berikan adalah: Bersikaplah fleksibel, turunkan ekspektasi Anda, tertawakan diri Anda sendiri, hadir dan cobalah untuk menikmati momen-momen kecil."

Berikutnya dari Amanda Ponzar, CMO di Community Health Charities dan ibu dari dua anak laki-laki, demham topik bahwa bekerja waktu karena ia menyukainya. Dibawah ini testimoninya,

"Saya bekerja karena saya menyukainya dan ingin menggunakan kemampuan saya. Salut untuk setiap ibu di luar sana. Tak satu pun dari kami melakukannya dengan sempurna, tetapi setiap ibu yang saya kenal melakukan yang terbaik. Hal terpenting yang bisa kita lakukan adalah tidak menghakimi satu sama lain dan saling memberi -- dan diri kita sendiri -- anugerah."

Berikutnya, Leslie Forde, seorang advokat perawatan diri dan blogger di Mom's Hierarchy of Needs dan ibu dari dua anak, ia menekankan soal membesarkan anak adalah kebutuhan finansial, dibawah ini testimoninya.

"Kenapa saya bekerja? Ini adalah kebutuhan finansial bagi keluarga kami untuk menjalani gaya hidup dan di daerah yang kami pilih. Namun, saya memiliki hasrat yang tulus untuk memecahkan jenis masalah yang saya lakukan dalam pekerjaan saya ... Bahkan jika tidak ada kebutuhan finansial, saya akan mengukir pekerjaan sebagai bagian dari hidup saya. 

Meskipun ini adalah masalah besar dan menciptakan pemicu stres tersendiri, saya berharap dapat mengajari anak-anak saya pelajaran penting tentang pekerjaan: Bagaimana (bekerja) yang mereka anggap bermakna, (bagaimana) mempertahankan kemandirian (mereka), dan (bagaimana) berkontribusi pada masyarakat -- dengan menunjukkan kehidupan sebagai orang tua termasuk pekerjaan."

Berikutnya pendapat Megan Zavala, dari Turn the Page Book Coaching & Editorial dan ibu dari satu putri, ia menekankan pada mampu membedakan adalah kunci utama.

Lebih lanjut testimoninya adalah

"Semuanya bermuara pada pengkotak-kotakan dan tidak malu untuk meminta bantuan. Penting untuk menjadi (pekerja penuh waktu) profesional dan ibu yang baik, tetapi penting untuk hadir dalam kedua peran tersebut, alih-alih menekankan kegagalan seseorang sepanjang waktu. Ketika saya bersama putri saya, saya meletakkan ponsel saya di ruangan lain dan menjauh dari komputer. Ketika saya sedang bekerja, saya menutup semua browser internet saya dan meletakkan ponsel saya di laci meja saya sampai saya membutuhkannya untuk sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Terkadang sulit, tetapi saya jauh lebih baik menjadi istri/ibu/pekerja ketika saya sepenuhnya hadir pada saat itu, daripada mencoba melakukan banyak tugas lebih dari yang diperlukan."

Menurut Carrie A. Boan, Pelatih Neuro Life dan seorang ibu, meniberatkan pada janganlah menjadi martir. Menurutnya,

"Perempuan harus berhenti mengagungkan menjadi martir bagi keluarga mereka. Kita perlu menjaga diri kita sendiri untuk melakukan yang terbaik untuk anak-anak kita. Itulah yang menurut saya cara paling efektif untuk menyulap menjadi seorang ibu, pemilik bisnis, karyawan, dan tetap memiliki kehidupan yang bahagia."

Selanjutnya  menurut Crystal Henry, penulis dan ibu dari dua anak perempuan yang menekankan pada bekerja penuh waktu karena merasa ia mampu.  Lebih lanjt menurutnya,

"(Saya) baru-baru ini dalam pertemuan lapangan untuk klien baru yang potensial. Klien potensial adalah seorang pria yang bertanya (saya dan wanita lain) apakah kami punya anak. Ketika kami memberi tahu dia bahwa kami melakukannya, dia bertanya bagaimana kami dapat menjalankan kampanyenya di musim panas ketika anak-anak kami putus sekolah. Dia sebenarnya berkata, 'Saya tahu Anda seorang ibu, dan Anda harus menjaga anak-anak Anda, jadi bagaimana Anda akan melakukannya dan menjalankan kampanye saya?' Saya menatap matanya tepat dan berkata, 'Kami akan menjalankan kampanye Anda dengan cara yang sama seperti seorang ayah yang anak-anaknya keluar di musim panas.'

Rahim saya tidak mendikte kemampuan saya untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

Rahim saya tidak mendikte kemampuan saya untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Saya bekerja bukan karena saya harus, tetapi karena saya bisa. Saya sangat istimewa untuk dapat memilih apakah saya bekerja atau tidak. Beberapa wanita bekerja karena mereka harus untuk memberi makan keluarga mereka. Beberapa wanita tidak dapat bekerja karena mereka tidak mampu mengasuh anak. Tetapi saya memilih untuk bekerja karena saya memiliki dua anak perempuan. Saya ingin anak perempuan saya tahu bahwa mereka memiliki peluang karir dan kebebasan yang sama dengan pria.'"

Lebih lanjut dari, Tori Tilton, seoramh pemilik Share the Soap dan seorang ibu yang menekankan soal membangun jaringan untuk mendukung pekerjaan da kebutuhannya. Lebih lanjut menurutnya,

"Kelilingi diri Anda dengan orang lain yang berpikiran sama. Sangat berharga memiliki wanita lain yang tahu apa yang Anda alami, dapat menghibur Anda, memberikan tips dan trik, dan hanya menjadi telinga untuk mendengarkan keluhan dan air mata. Tanpa dukungan itu, akan sangat sulit untuk melakukan semua yang perlu kami lakukan sebagai wanita pekerja di salah satu pekerjaan terpenting kami sebagai seorang ibu."

Lain lagi menurut, -Kenna Cook, seorang ibu tunggal yang bekerja penuh waktu. Yang menekankan soal perlunya mengetahui batasan dari diri sendiri.  Lebih lanjut menurutnya,

"Saran saya untuk ibu yang bekerja penuh waktu adalah untuk mengetahui batasan Anda. Ketahui berapa banyak waktu yang Anda butuhkan sendiri -- di luar pekerjaan dan anak-anak -- karena ketika Anda kelelahan, kedua pekerjaan Anda akan terganggu."

Sedangkan menurut Jacqueline Shaulis, penulis "Embrace Your Awesome" dan ibu dari satu putra, yang menkankan pada,  Tidak Ada Yang Namanya Keseimbangan. Lebih lanjut menurutnya,

"Pertama dan terpenting, tidak ada yang namanya keseimbangan. Saya menganjurkan keharmonisan kehidupan kerja, karena selalu ada pasang surut dalam tanggung jawab dan kewajiban saya terhadap keluarga dan bisnis saya sebagai seorang wirausaha, belum lagi kepada teman-teman saya, komunitas saya, dan diri saya sendiri."

Menarik pernyataan dari, Joann Butler, presiden Consultancy Media dan ibu dari dua anak laki-laki, yang lebih menekankan pada harus dapat menimati setiap momen. Lebih lanjut menurutnya,

"Cobalah untuk mengingat untuk berhenti dan mencium bunga mawar baik di tempat kerja maupun bersama keluarga. Nikmati saat-saatnya, karena, pada akhirnya, inilah yang sebenarnya terjadi."

**

Memang gak mudah, namun peluang mencapai karir yang meningkat dari waktu ke waktu. Baik bekerja dengan usaha sendiri, dan terkhususnya bila anda pekerja pada pada orang lain, terutama institusi atau perusahaan yang cukup besar dan membuka peluang anda untuk mencapai puncak karir di akhir pengegabdian anda.

Selamat hari Ibu untuk semua ibu di seluruh Indonesia, semoga senantiasa menjadi Ibu yang cerdas dalam menjalankan karirnya secara baik dan tetap mempertahankan tugasnya sebagai bagian dari kodratnya sebagai perempuan, baik seorang Ibu maupun isteri. Jadilah idola dan sahabat bagi anak-anak anda, serta berusaha menjadi model teman, sahabat, jaringan anda, masyarakat, yang kesemuanya  dimulai dari keluarga anda sendiri.

Terima kasih Ibu, atas semua didikan dan kasih sayang mu yang tulus. Sejak melahirkan, merawat, mendidik, dan senantiasa akan berada dalam seluruh kehidupanku dan menjadi sahbat dan penasehat yang terbaik, sekalipun ketika engkau meniti karirmu yang menyita waktumu untuk bersama dengan keluarga. Namun kutahu,  Di dalam doamu. ku dengar namaku disebut, dan sebaliknya takan terluapakn namamu pun takan terlupakan dalam setiap doaku setiap saat.

Semoga bermanfaat,

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun