Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masalah Pelecehan Seksual Anak Cukup "Rumit", Rumuskan Pendidikan Seks yang Tepat!

15 Desember 2021   17:38 Diperbarui: 16 Desember 2021   09:46 4753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang menyendiri. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Pendekatan dan strategi yang mungkin berguna untuk mewawancarai anak-anak di high light atau dirakum sebagai berikut.

Wawancara Pada Anak Korban Pelecehan Seksual

Petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk wawancara investigasi anak-anak dalam kasus dugaan pelecehan seksual mungkin berguna untuk mengingat hal-hal berikut:

  • Semua anak harus didekati dengan kepekaan ekstrim dan kerentanan mereka dikenali dan dipahami.
  • Cobalah untuk membangun suasana dan hubungan yang netral dengan anak sebelum memulai wawancara.
  • Cobalah untuk menetapkan tingkat perkembangan anak untuk memahami batasan apa pun serta interaksi yang sesuai. Penting untuk disadari bahwa anak kecil memiliki sedikit atau tidak ada konsep sama sekali angka atau waktu, dan bahwa mereka mungkin menggunakan istilah yang berbeda dengan orang dewasa yang membuat interpretasi tentang pertanyaan dari jawaban yang diharapkan tentang suatu hal yang sensitif.
  • Selalu mengidentifikasi diri anda sebagai orang yang membantu.
  • Tanyakan kepada anak apakah dia tahu mengapa mereka (pelaku) datang menemui dia.
  • Tetapkan aturan dasar untuk wawancara, termasuk izin bagi anak untuk mengatakan tidak tahu melakukannya, izin untuk mengoreksi pewawancara, dan perbedaan antara kebenaran dan kebohongan.
  • Meminta anak untuk menggambarkan apa yang terjadi, atau sedang terjadi, kepada mereka dengan kata-kata mereka sendiri.
  • Selalu mulai dengan pertanyaan terbuka. Hindari penggunaan pertanyaan utama dan gunakan langsung pertanyaan hanya ketika pertanyaan terbuka/narasi bebas telah habis. Tersusun protokol wawancara dapat mengurangi bias pewawancara dan menjaga objektivitas.
  • Saat merencanakan strategi investigasi, pertimbangkan anak-anak lain (laki-laki dan perempuan) yang mungkin memiliki melakukan kontak dengan tersangka/pelaku. Misalnya, mungkin ada indikasi untuk memeriksa saudara kandung si anak. Juga pertimbangkan untuk mewawancarai pengasuh anak, tanpa kehadiran anak.

Dari apa yang saya rangkumkan di atas, memang lebih banyak berbicara indikasi terjadinya pelecehan seksual pada anak. 

Namun yang ingin saya tekankan, perilaku seksual pada anak dan terjadinya pelecehan seksual atas pengaruh teman, siaran TV, majalah atau internet/sosial media oleh para para pedofil off-line.

Dengan menunjukan sedikit gambaran dan pedoman WHO di atas, diharapkan, masing-masing lembaga, keluarga, sekolah, pemerintah, medis, pihak berwenang/polisi, NGO, KPAI  dan tak lupa wakil rakyat yang terhormat serta berbagai pihak terkait termasuk masyarakat, dapat merumuskan yang tepat dalam pendidikan karakter anak agar terhindar dari penyimpangan perilaku termasuk terlibat atau menjadi korban dari pelecehan seksual.

Khususnya untuk keluarga, saya selalu berbicara "Mom's Rules" dalam setiap kesempatan melakukan sosialisasi perlindungan anak.  Satu hal yang saya pesankan, jangan pernah memberikan toleransi sedikitpun terhadap aktivitas penting yang telah diturunkan dari nenek moyang kita. Misalnya jam ibadah, kita gak boleh memberikan toleransi bila sang anak menjawab :entar aja mam".  Begitu juga jam makan, mandi, waktu tidur,  cara berkomunikasi dan aturan lain pentingnya selama di rumah.  Namun tetap memberikan waktu dan belaian yang khusus di waktu yang tepat.

Sehingga pada kesimpulannya, permasalahan pelecehan seksual pada anak ini cukup kompleks dan perlu penanganan berbagai pihak, terutama lemba pendidikan dan keluarga itu sendiri. 

Yang pasti Anak kita tepat diberikan pendidikan karakter agar tetap lestari norma dan budaya yang terpelihara ratusan bahkan ribuan tahun lamanya.

Demikian ulasan dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun