Disclaimer dulu ya seperti kebiasaan saya membahas topik yang gak saya kuasai benar, Pertama saya bukan Dokter, Psikolog atau Terapis atau setaranya  yang memiliki keahlian dalam bidang medis.Â
Sehingga artikel yang saya sajikan berikut ini, saya rangkumkan dari berbagai sumber, khususnya dari WHO dan Badan Lainnya dibawah PBB. Oleh karenanya bila terdapat kekeliruan interpretasi, opini, kesimpulan dan copyright/HAKI menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Sebelum masuk ke pembahasan topik pilihan Pendidikan Seksual Cegah Anak Jadi Korban Pelecehan, saya high light atau mengambil ringkasan atau rangkuman dari WHO (World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia) tentang 7 Child sexual abuse (7 Pelecehan seksual pada anak).Â
Dimana hal ini diurai secara khusus dari artikel WHO yang berjudul "Guidelines for medico-legal care for victims of sexual violence" yang diterbitkan dibawah komisi Gender And Women's Health, Family And Community Health Injuries And Violence Prevention, Noncommunicable Diseases And Mental Health World Health Organization -- Geneva tahun 2003
Saya memang sengaja menempatkannya di awal, karena menurut saya penting untuk menjadi panduan ketika kita mencoba menggali lebih jauh yang tertuang dalam berbagai opini. Â
Lebih dikhususkan bagi pembaca yang memang senang dengan tulisan pendek, tanpa membaca lebih jauh apa yang dipaparkan dalam artikel.
Adapun ringkasan utama dari WHO adalah sebagai berikut
- Dinamika kekerasan seksual pada anak berbeda dengan kekerasan seksual pada orang dewasa. Secara khusus, anak-anak jarang mengungkapkan pelecehan seksual segera setelah kejadian. Selain itu, pengungkapan cenderung menjadi proses daripada satu episode dan sering dimulai setelah keluhan fisik atau perubahan perilaku.
- Evaluasi anak memerlukan keterampilan dan teknik khusus dalam anamnesis (mengingat hal-hal dari keberadaan sebelumnya yang seharusnya - sering digunakan dengan mengacu pada filsafat Platonis, wawancara forensik, dan pemeriksaan dimana  pemeriksa mungkin juga perlu menangani isu-isu spesifik yang berkaitan dengan persetujuan dan pelaporan pelecehan seksual anak.
- Tanda-tanda definitif trauma genital jarang terlihat dalam kasus pelecehan seksual anak, karena kekuatan fisik jarang terlibat. Penafsiran yang akurat dari temuan alat kelamin pada anak-anak memerlukan pelatihan spesialis dan sedapat mungkin, para ahli di bidang ini harus dikonsultasikan.
- Keputusan tentang tes IMS ( (infeksi menular seksual) pada anak-anak harus dibuat berdasarkan kasus per kasus. Jika pengujian diperlukan, tes diagnostik yang sesuai dengan usia harus digunakan. Pengobatan dugaan anak-anak untuk IMS umumnya tidak dianjurkan.
- Konsultasi lanjutan sangat disarankan. Meskipun pemeriksaan fisik mungkin tidak diperlukan, konsultasi lanjutan memberikan kesempatan untuk menilai setiap masalah psikologis yang mungkin timbul sejak itu dan untuk memastikan bahwa anak dan pengasuhnya menerima dukungan sosial dan konseling yang memadai.
Sampai di sini lebih lanjut akan digali lebih jauh tentang dari 7 Pelecehan seksual pada anak yang bersumber dari artikel atau buku terbitan khusus WHO "Guidelines for medico-legal care for victims of sexual violence" yang dapat saya sajikan dan diolah dalam bentuk opini saya  sebelum sampai pada kesimpulan akhir terkait topik pilihan ini.
Mengapa saya mendahului hal ini?
Karena kita semua perlu tahu, begitu sulitnya mengungkapkan pelecehan seksual pada anak. Sekalipun anak itu sendiri secara dini telah diajarkan secara bertahap, tingkat usia pendidikan seksual.