Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apapun Alasannya, Sebaiknya Anda Hindari "Sexting"!

9 Oktober 2021   08:17 Diperbarui: 9 Oktober 2021   08:23 3500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sexting yang melibatkan anak di bawah umur, orang di bawah usia 18 tahun di sebagian besar negara, dapat dikenakan tuntutan hukum, bahkan mereka yang turut terlibat dan masih dibawah 18 tahun. Orang yang berbagi gambar anak di bawah umur dapat dikenakan Undang-Undang berlapis di Negara ini, Minimal Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang Pornografi dan Undang-Undang Perlindungan Anak. Jika pelakunya adalah orang dewasa, tentu akan mendapat hukuman berat, dan bagi anak-anak tetap dijerat hukum sekalipun dalam perlakuan khusus sesuai Undang-Undang Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Dalam banyak kasus, selain sanksi hukum, sanksi sosial pun akan mereka alami, dan hal ini sangat alami. Jika disebut melanggar hak asasi manusiapun, anggapan orang susah lepas dari apa yang melekat pada perbuatannya.  Bagi orang dewasa mungkin akan mengalami kesulitan mencari pekerjaan. Sedangkan jika pelakunya dibawah 18 tahun, bisa saja akan kesulitan masuk ke perguruan tinggi pilihan mereka, atau mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Risiko Sexting untuk Masa Depan Remaja

Secara umum, sexting bisa kembali menghantui siapa saja tak tekecuali remaja. Berbagi foto telanjang secara online dapat merusak peluang penerimaan perguruan tinggi mereka. Jangankan foto telanjang, yang di Indonesia mungkin akan ditemui sedikit. Foto yang ngak pantas katakanlah begitu, biasanya pada remaja perempuan. Dan jangan lupa beserta status dan komentar-komentar yang diperlihatkan kepada publik, baik melalui halaman blog dan berbagai akun sosial media yang dimiliki mereka.

Jangan salah, saat ini, banyak petugas penerimaan calon peserta didik sering melihat profil media sosial dan mencari nama calon siswa secara online untuk mengukur tingkat kedewasaan dan melihat apakah seseorang adalah kandidat yang baik. Ini bisa ditemui di sekolah-sekolah unggulan, memiliki ikatan dinas dengan Negara, yang benar-benar mensyaratkan karakter calon siswanya. Ada di Indonesia? Ada. Tapi kalo memang uang dan kekuasaan lebih dikedepankan, apa boleh buat.

Ini bukan soal diskriminasi atau masalah sekolah adalah tempat untuk mendidik mereka untuk jauh lebih baik. Tapi memang perlu ada sekolah yang bersikap seperti ini, sebagai peringatan bagi generasi muda kita. Sekalipun anda pintar, karakter anda yang dipentingkan oleh Negara dan Bangsa ini. Kalo dimanjain terus apa jadinya.

 

Kesimpulan

Remaja menghadapi risiko yang sama dengan orang dewasa. Namun khusus untuk remaja,  khsusya anak gadi. Masalah yang ditimbulkannya bisa jauh lebih buruk. Dalam beberapa kasus, kebocoran materi sexting dapat menyebabkan cyberbullying. Ini adalah saat teman sebaya menggunakan internet dan teknologi untuk melecehkan anak atau remaja lain. Seorang pelaku cyberbullying dapat menggunakan media sosial atau sejenisnya untuk menggertak anda untuk satu keinginan tertentu. Jangan takut! Hadapi mereka.

Saya mohon orang tua selalu membuka diskusi, meluangkan waktu kepada putra-putri anda tepat pada waktu dan kondisi yang ada. Bilaperlu rutin memeriksa smart-phone anak yang masih di bawah umur. Jika zaman orang tua dulu, untungnya orang tua saya gak. Boleh bersikap keras jika dianggap perlu dalam menasehati dan memberikan teguran, ancaman hingga hukuman yang tegas jika kedapatan anda melakukan penyalagunaan teknologi informasi. Apalagi yang satu ini, Sexting? Buset. Kalo saya pasti keras! Boleh dong berbeda.  Waduh kok malah mengajari ikan berenang ya?

Pada akhirnya, baik atas nama pribadi maupun mewakili organisasi kami

  • Sama sekali ngak akan pernah setuju dengan adanya artikel-artikel yang mendukung cara amannya melakukan sexting.
  • Kami, menyarankan siapapun, khususnya anak dan remaja, untuk ngak terlibat dalam perbuatan "sexting". Terlepas bertentangan dengan norma dan agama. Anda akan mengalami kerugian yang amat besar, bahkan bila dalam hal khusus terekspos ke publik. Maka yang menanggung malu pada saat anda masih hidup adalah anda, keluarga anda, khususnya orang tua anda. Dan jika anda telah dipanggil yang kuasa nantinya, jejak digital ini berakibat pada anak cucu anda. Entahlah dalam bentuk apa, yang pasti akan terjadi.
  • Mendorong orang tua untuk meluangkan waktu kepada anak-anaknya untuk membicarakan pendidikan seks sejak dini, masalah moral, norma dan tentunya ajaran agama. Cari waktu yang tepat, karena generasi Z atau bolehlah di sebut milenial, memiliki karakter khusus dalam mendengarkan nasehat orang tua.
  • Karena ini juga dipicu oleh situs-situs pornografi, aplikasi pornografi sekalipun itu cerita bergambar,  terlebih lagi sosial media yang masih "ngeyel" menampikan bukan saja gambar tapi cerita berbau pornografi, bagi pemerintah lebih agresive lah untuk menindaknya. Dan bagi pelaku pelecehan seksual, khususnya orang dewasa,,harus benar-benar dihukum seberat-beratnya hingga mengalami efek jera. Jika terlalu biadab (maaf) lagi perbuatannya, dihukum mati saja.  Sekalipun generasi sekarang ini, memiliki banyak cara untuk meloloskan diri dari pemblokiran anda.
  • Negara harus hadir dalam pembentukan karakter generasi muda bangsa ini. Ngak pake kata ngak! Mulai dari bangku pendidikan, kalo kesulitanm ajaklah berbagai elem masyarakat dan komunitas-komunitas yang peduli akan nasib bangsa ini ke depan untuk ikut terlibat secara aktif. Banyak kok yang terpanggil untuk melakukan hal ini, tanpa mengemis bantuan atau dana. Tapi beri kesempatan kepada mereka,  dirangkul untuk bekerja sama.  Eh... ini bukan maksudnya IDKITA gak dirangkkul ya? Sampai saat ini masih berperan sekalipun gak diberitakan. Minimal menangani pelaporan dan diteruskan serta konsultasi. Masih banyak tulisan yang akan saya muat untuk membuka wawasan paling gak, bahkan terdapat hal-hal penting yang mungkin belum anda ketahui sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun