Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apapun Alasannya, Sebaiknya Anda Hindari "Sexting"!

9 Oktober 2021   08:17 Diperbarui: 9 Oktober 2021   08:23 3500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi menunjukkan bahwa orang dewasa muda atau remaja yang biasanya gak dalam hubungan jangka panjang berhubungan seks dengan pasangan dan calon pasangan. Pasangan yang lebih mapan melakukan seks tetapi tetapi sedikit mereka melakukan sexting. Menurut sebuah penelitian, hanya 12% pasangan yang mapan untuk melakukan sexting. (WebMD Medical Reference, 2021)

Sexting dapat menyebabkan masalah serius baik anda yang mengirimnya atau membagikannya. Foto mungkin dikirim atau diposting secara online, di mana orang-orang seperti keluarga, guru, dan teman anda dapat melihatnya. Berbagi gambar atau pesan mengandung sexting dan  difoward tanpa izin adalah pelanggaran privasi yang serius dan ngak boleh. Dan jika gambar yang anda kirim atau bagikan adalah seseorang yang berusia di bawah 18 tahun (bahkan jika itu anda), anda bahkan dapat ditangkap karena masalah pornografi anak , yang merupakan kejahatan serius di dunia. 

Bagaimana dengan anak dan remaja yang masih polos?

Salah satu pemicu dari hasrat untuk melakukan sexting adalah dengan melihat konten porno dari berbagai media online maupun off-line. Selain anak dan remaja yang masih labil, Hal ini juga dapat juga terjadi pada orang dewasa (dan memang ada bukti terjadi dalam catatan kamu). Ketika sulit mengendalikan dorongan tersebut, sehingga mereka memilih sexting sebagai salah satunya. Apalagi pada anak dan remaja?

Hasil survey Yayasan Kita dan Buah Hati di tahun 2015 pada 2667 siswa SD kelas 4,5 dan 6 di Jadebotabek, menyebutkan bahwa 90 % siswa telah melihat pornografi, 52 % melihat pornografi di rumah sendiri, 27 % merasa biasa saja dan 2 % merasa terangsang saat melihat pornografi. Hasil lainnya adalah media tempat melihat pornografi adalah Film Bioskop/DVD 20%, Video Clip 17 %, Situs 13 %, Komik 13 %, Games 13 %, Sinetron dan TV 10 %, Iklan 8 %, HP 4 % dan Buku Cerita 3 %.

Hasil penelitian tersebut di atas untuk memproyeksikan kecenderungan anak dan remaja di kota besar. Bahkan bisa jadi di daerah yang baru memperoleh kemudahan akses internet. Ditambah lagi hampir semua anak dari orang tua yang mampu telah memiliki smartphone yang saat ini, dengan harga yang relative terjangkau, juga paket internet dan akses wifi gratis memungkinkan mereka bebas berselancar. Sebagai catatan saja sulit untuk diproteksi. Sekalipun diproteksi, banyak aplikasi atau apps yang mereka temukan untuk membobol proteksi agar bisa menikmati situs-situs porno sekalipun sudah di proteksi juga oleh kemkominfo melalui internet positif.

Anda bayangkan saja sendiri, dari hasil penilitian tersebut, dorongan-dorongan untuk melakukan sexting hingga penyimpangan seksual lainnya, apakah  telah sampai pada keprihatinan?.

Ok baik baik, pembaca pasti udah pada ngerti kan? So.. gimana solusinya. Lebih lanjut saya merangkum jawaban atas opini saya atas pertanyaan yang sering ditanyakan.

 

Apa yang harus saya lakukan jika seseorang meminta saya untuk sext mereka?

Apabila pacar anda meminta atau mengirimi anda gambar telanjang atau berkomunikasi, serta mengajak anda terkait masalah seksual? Anda berhak untuk menolaknya!  Penyimpangan seksual, termasuk melakukan sexting. Perlu dicatat, bahwa Anda sangat berhak untuk merasa aman dan dihormati dalam hubungan anda. Suatu hubungan, sekalipun berdasarkan perasaan "cinta mati" dan bakal menjadi calon anda kelak. Sekalipun dianggap sebagai bentuk penghargaan diri dari ekspresi cinta bukanlah dalam bentuk ajakan untuk melakukan penyimpangan seksual.  Sekali anda lakukan, sudah terlambat. Dan saya pastikan anda pasti menyesalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun