Rekaman jejak pembentukan IDKITA Kompasiana masih dapat anda baca melalui kompasiana dengan judul ID Kita Kompasiana - MOU: Tanggung Jawab Kami untuk Generasi Muda Indonesia yang ditulis oleh kompasioner senior dan aktif, Ibu Christie Damayanti.  paa tanggal 9 Mei 2012.
Untuk mengenal lebih jauh tentang sepak terjang IDKITA Kompasiana, yang sekarang merubah namanya menjadi IDKITA Community. Â Anda dapat mencari di kompasiana, mbah google, atau mengunjungi official site kami yaitu https://idkita.or.id
Saat itu kami melakukan sosialisasi di berbagai wilayah di Indonesia, dengan mengsung tema utama "Internet Sehat", baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan berbagai lembaga dan kementrian. Antara lain Kementrian Komunikasi dan Informatika, Kementerian  Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Mabes Polri-cyber crime, End Child Prostitution, Child Pornography and Trafficking of Children for Sexual Purposes (ECPAT Indonesia) dan masih banyak lagi.
Sekalipun sudah lama vakum dari kegiatan off-line, kami masih melayani pengaduan yang kami pilah-pilah, mana yang dapat kami tangani dan mana yang kami teruskan untuk ditindaklanjuti oleh pihak yang lebih berwewenang, baik  lembaga, kementerian maupun aparat negara lainnya. Serta tentu saja masih melayani konsultasi sesuai prosedur baik via email maupun janjian via telepon.
Ketika dulu, ada ICTwatchm Yayasan Kita dan Buah Hati, AWARI, relawan TIK, Kami bersyukur sekarang telah tumbuh lebih banyak gerakan yang bergerak untuk menciptakan internet yang lebih sehat dan bermanfaat sekaligus melakukan upaya dalam edukasi masyarakat, khususnya perlindungan anak.
Duh, terlalu panjang ya pengantarya? Â Maaf banget ya.
----
Ok kita lanjutkan topic kita!
Masalah sexting ini, baik dalam sosialisasi, workshop, talkshow hingga seminar, khususnya ketika mengunjungi (road show) ke sekolah-sekolah. Kami sangat ngak menyarankan dengan penekanan serius, tentu dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Ditambah persoalan ini masuk dalam fasilitas pelaporan di situs resmi kami dan tentunya melalui konsultasi juga. Terdapat, sekitar 15% kasus terkait dengan masalah ini secara langsung maupun gak.
Ada kesan yang kami temui, awalnya mereka yang terlibat dalam masalah sexting ini mungkin berpikir gak berbahaya, hanya sekedar  isenk, godaan untuk menunjukkan perasaan kepada pacar, cem-ceman, TTM bahkan juga dilakukan oleh mereka yang sudah memiliki hubungan resmi. Diantaranya ada yang beralasan bahwa hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan, atau menunujakan bahwa mereka dapat mengungkapkan rasa cinta dan rindu yang mendalam. Ini bisa saja dianggap wajar bagi pelaku, namun bagi saya sama sekali gak tepat dan berbahaya bila diwujdukan melalui sexting. Namun kenyatannya tetap saja terjadi, dan saya yakini hingga saat ini.
Tentu semua ini  ada yang menjadi pemicunya, entah korban sendiri dengan khayalannya atau dipancing emosinya lewat "rayuan" pasangannya dengan berbagai cara yang amat sederhana hingga lihainya.