Beberapa menit kemudian, keduanya seakan-akan terbang melayang. Â Mereka berduapun menari, dan bernyanyi dan tertawa riang.
"Mas Anto, Dena mau ditidurin asal tidak hamil. Mau kan mas ?" Tanya dena sambil mendekatkan bibir ke telinga Anto
Segera saja napsu birahi anto memuncak. "Iya Dena ! Iya.. yaa.. Gak kok ! Gak akan ... ga akan hamil kok," Jawab Anto tebatah-batah menahan napsu kemudian membuka seluruh pakaiannya.
Merekapun larut dalam permainan cinta yang memabukan. Hingga keduanya tak sadar diri.
Karena menunggu Anto terlalu lama, Rian dan Renald menyusulnya. Rian langsung menuju kamar Miranda untuk mencari Anto di sana. Namun yang dicari tidak ditemuinya. Tanpa pikir pajang Rian bergegas ke kamar adiknya.
Karena ketokan pintu tidak mendapat respon Dena, Rian langsung membuka pintu kamar adiknya yang kebetulan tak terkunci.
"Ya Tuhan ! Apa yang kalian lakukan ! Brengsek kamu Anto !" Rian berteriak dengan penuh amarah, kemudian menarik Anto dan menghajarnya
"Ampun Rian ! Ampun ! Adimu yang ngajakin aku ! " Seru Anto
"Mata kamu buta apa ! Itu adik aku ! Adik kesayangan aku Anto ! Brengksek kamu !" Kembali lagi Rian memukuli Anto
"Benar rian ! Ampun ! Adikmu sendiri yang mengajak aku, katanya dia rela ditidurin asal tidak hamil !" Seru Anto mohon pengampunan
Rian yang naik pitam kemudian menarik Anto keluar dari kamar adiknya. Dia menghajar teman baiknya itu hingga babak belur dan mengusir kedua sahabatnya itu keluar dari rumahnya.