"Kamu mau jemput?" Adian melepaskan pelukannya, kaget dengan keramahan Kimaya yang tidak dia duga. Dia hanya melihat cewek itu mengangguk keras. Dipeluknya lagi Kimaya.
"Uhuk, uhuk," Tommy membatukkan dirinya untuk mendapat perhatian dari tamu asing dan situasi baru yang tidak dia sangka ini.
"Eh, iya, ini ada Tommy, teman magangku," Kimaya memperkenalkan Tommy kepada Adian, dan juga Mona yang ada di sampingnya. Tapi Kimaya tidak menyebut apapun tentang Adian.
Adian dengan ringan mengulurkan tangannya dan hanya berkata hello, tanpa menyebut namanya sendiri. Suara cicit Mona di belakangnya mengalihkan perhatiannya dari Tommy.
"Itu dus buat kamu, Mona!" Adian merangkul Mona dan menyerahkan dus, serta membawa tasnya masuk ke rumah.Â
"Apaan nih isinya?" Mona yang berbunga-bunga dirangkul Adian mencoba manja.
"Apalagi kalau bukan mie instant?" jawab Adian. Berdua tertawa meriah.
Kimaya kembali menghadapi Tommy. Saat ini dia lebih siap dan lebih tenang.
"Eh, Tom, sorry banget ya, aku nggak bisa keluar sama kamu," jawabnya cepat. Dia tidak ingin ada Tommy dan Adian di satu lapak.
"Cowok tadi siapa?" Tommy merasakan kecemburuan di hatinya. Dia tidak tahu hubungan Kimaya dan Adian bagaimana. Tapi melihat usia Adian seperti sebaya dengan mereka, dia merasa terancam. Apalagi Adian terlihat akrab dengan Kimaya dan Mona.Â
"Yah itu, aku ada tamu, jadi aku nggak bisa keluar sama kamu," Kimaya semakin tegas dan tenang. "Sorry, ya."