"Meleleh nggak, hati kamu?" tanya Shana kepada Kimaya.Â
Kimaya dengan terpaksa mengakui bahwa Adian sangat menarik untuk dilihat dan ditatap serta dicelupin, eh. Wajahnya ramah dan tampan. Tidak senyumpun tetap enak dilihat. Tawanya renyah dan merdu di telinga.Â
Kimaya setuju kalau dia sudah dianggap jatuh cinta pada pandangan pertama. Lalu dia baru menyadari ruangan japok sangat sepi. Ketika menoleh ke teman-temannya, mereka ternyata sedang memperhatikan gerak-gerik Adian juga.Â
Hanya saja Nishi terlihat bolak balik menoleh ke arah jendela di mana mereka japok. Shana sudah memberitahu tentang taruhan tersebut ketika Nishi bergabung sebentar.
"Ngapain sih si Nishi ini?" keluh Shana. "Ntar skenario taruhan kita ketahuan deh. Jangan sampai Adian minta masuk ke sini dan kenalan sama kita-kita. Bisa-bisa malah aku yang jadian sama Adian."
Shana langsung meringis ditimpuki bantal-bantal oleh seluruh ketiga cewek di situ.
Tak lama Nishi juga bergabung menimpuki bantal tanpa tahu alasannya kenapa.
"Guys, aku ada pengumuman penting dan genting, nih," kata Nishi setelah dia tidak mendapatkan bantal buat dilempar.
Semua langsung terdiam dan duduk manis di depan nona rumah.
"Klub fotografi butuh satu cewek lagi buat jadi anggota, terutama jadi model. Apakah Kimaya bisa masuk?" tanyanya berdebar.
"Tidak!!!" Shana, Vanah, Navina dan bahkan Kimaya hampir berbarengan menjawabnya.