Kori akhirnya yang menegaskan bahwa karma itu sedang berlangsung. Suatu hari mereka berdua sedang membicarakan rencana jamming band bersama teman lama di suatu cafe. Tiba-tiba saja Arimbi muncul bersama salah satu klien pria yang dikenalnya.
"Rim," panggilnya, sekejap setelah menyadari cewek itu Arimbi. Yang dipanggil hanya menunjuk ke klien yang berjalan mencari meja di depannya.
Tanpa sadar, Iko berdiri dan mendekati keduanya yang sudah mulai duduk dan membaca menu. Dia menyapa klien mereka dan minta Arimbi bergabung dengannya setelah urusan dengan klien selesai.Â
"Tadi itu siapa?" tanya Kori yang belum pernah bertemu dengan rekan kerja Iko.
"Rimbi, teman satu tim di proyek," kata Iko sambil menyeruput jusnya.
"Kamu suka sama dia, ya?" Kori mengulum senyum.
"Enggak, ya, sudah aku bilang, aku hard to get, you know."
"Apa? Hard-to-get kok manggil duluan? Apalagi nyamperin di meja segala? Sekarang nggak lepas memandang ke arah situ lagi?"
"Aku nggak ingin dia pergi tanpa sepengetahuanku."
"Nah itu, apalagi, Iko. Sudah ngaku aja, karma itu benar-benar ada."
 "Enggak."