Mohon tunggu...
Usup
Usup Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Konten

Saya Usup, sebagai penulis atau novelis. Saya suka menulis dan kini saya aktif menulis, tergabung dari Getcraft sebagai marketplace, wadah bagi creator untuk memasarkan karyanya. Saya menulis tiga novel saat ini, dan tahun ini novel saya kembali terbit judulnya, #Inilahtantangankita Travel story

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Usup Promo Tour Online

10 November 2019   13:44 Diperbarui: 10 November 2019   14:01 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arti dari potongan cerita diatas, lipa ingin beni memiliki pengalaman seru dalam hidupnya, menikmati ketenangan berjalan sendiri tanpa melupakan lipa. Beni berusia 23 tahun dan lipa sama. Kesamaan sfat, ( penuh energi, mandiri dan suka keindahan alam) 

Potongan berikutnya, yuk simak lagi:

***

Penangkaran buaya tertitip

Pukul 10:00 Pagi 

Ditertitip, aku melihat banyak sekali buaya, gila, hampir semuanya buaya badas, buaya rawa. Bau lumpur bercampur dengan ketakutanku saat memerhatikan semua buaya-buaya itu dari luar kandang besi kawat tinggi bagai penjara manusia. Sebagian pengunjung berani memegang kawat besi kandang itu, tapi aku takut. Entah, takut sama diri sendiri serta sama mereka juga. Imajinasiku menerawang, seekor buaya menerjang para pengunjung yang memegang kawat besi kandang, dan jari-jemari mereka putus diterkam buaya, bahka besi itu hancur karena giginya buaya yang tajam sekali.  Tidak, itu hanya imajinasi. 

Aku masih merasa takut, sampai bergetar memegang kamera untuk memfoto. Saat ku zoom, tepat arah mata seekor buaya badas hitam yang benar-benar besar, atau rajanya mungkin, aku melihat seakan kesedihan dari buaya itu, matanya sayu serta tak selera untuk berenang di kolam kandang yang dipenuhi buaya lainnya, dia hanya dibawah pohon pelam, tiada reaksi apapun. 

Seorang bapak-bapak, penjaga kandang, melempar lima induk ayam potong dari atas kandang menggunakan tangga. Semua buaya langsung menerkam ganas ayam -- ayam itu yang sudah disembelih terdahulu, tapi tidak dengan buaya itu. Pengunjung lain, ramai  tertawa dan terkesan akan keganasan para predator merebut hidangannya, sampai air kolam dalam kandang terguncang-guncang. Aku menghampiri si penjaga kandang itu yang baru melempar ayam-ayam tadi, ia telah menuruni tangga kayu. '' Hei pak.... '' sapaku.

           '' Ya? '' bapak itu tersenyum heran padaku.

           '' Bapak lihat buaya yang ada dibawah pohon itu? '' kutunjuk sejenak dengan lengan kananku. '' Yang besar banget itu badannya, ''

           Bapak itupun mencoba memerhatikan buaya itu. '' Iya, kenapa memang dengan buaya badas itu?''

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun