Orang tua adalah penghasil pemimpin dalam segala bidang
Bukankah segala kepimimpinnan berawal dari rumah tangga. Ayah dan ibu maka lahirlah calon pemimpin.
Imam Abu Laits menceritaka kisah seseorang yang mengadu kepada Sayyidina Umar bin Khattab RA berkata: "Putraku ini durhaka kepadaku." Maka Umar berkata kepada anak lelaki itu: "Apakah kau tidak takut kepada Allah? Engkau telah berbuat durhaka terhadap ayahmu, engkau tahu kewajipan anak untuk orang tuanya (begini dan begitu)".
Lalu anak itu bertanya: "Ya Amirul Mukminin, apakah anak itu tidak berhak terhadap ayahnya?" Jawab Umar: "Ada hak yakni harus memilihkan ibu yang bangsawan, jangan sampai tercela kerana ibunya, harus memberi nama yang baik, harus mengajari kitabullah".
Maka berkata anak itu: "Demi Allah, dia tidak memilihkan untukku ibuku, dia membeli budak wanita dengan harga 400 dirham dan itu ibuku. Dia tidak memberi nama yang baik untukku, saya dinamai "kelelawar jantan" dan saya tidak diajari kitab Allah walau satu ayat". Maka Umar menoleh kepada ayahnya dan berkata: "Engkau telah durhaka kepada anakmu sebelum ia durhaka kepadamu. Pergilah engkau dari sini"
Asysya'bi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Allah akan merahmati kepada ayah yang membantu anaknya untuk berbakti taat kepadanya, yakni tidak menyuruh sesuatu yang dikhawatiri anak itu tidak dapat melaksanakannya".
Tanggung jawab orang tua terhadap anak:
"Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian." (HR. Abu Dawud).
Terkait pemberian nama yang baik ini sesuai hadits Nabi riwayat Abu Dawud, yakni kewajiban orang tua terhadap anak untuk memberikan nama anak sebaik mungkin artinya.
HR Tirmidzi juga menyatakan bahwa Rasulullah sangat perduli terhadap memberikan nama yang baik untuk anaknya.
Sehingga beberapa kali ketika beliau menemukan nama yang tidak layak, tidak mengandung arti yang kurang baik, maka Ia akan mengubah dan mencari nama terbaik untuk anaknya.