Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Siswa Pindahan

15 Juni 2019   22:56 Diperbarui: 15 Juni 2019   23:08 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau begitu berarti bapak harus bersabar dan terus ikhtiar."

***

Abdul Majid makin percaya diri. Teman akrabnya makin banyak, ada di setiap kelas. Mereka rata-rata pernah ditraktir makan di kantin. Begitulah cara Abdul Majid mendapatkan banyak teman. Panggilan bos pun ditujukan kepadanya. Terhadap guru perempuan pun tak segan dia menawari traktiran dan mengajak bercanda seperti orang dewasa.

Suatu ketika tak ada mobil bagus terparkir di tempat biasa. Hari itu Abdul Majid tidak diantar-jemput. Itu atas permintaannya sendiri. Pintu gerbang sekolah dijaga ketat oleh petugas. Tak ada siswa yang boleh keluar sebelum waktunya, kecuali atas izin guru piket. Namun saat jam istirahat Abdul Majid berhasil ke luar dengan melompat pagar sekolah. Teman-temannya yang menyaksikan diminta merahasiakan aksi nekatnya. Pihak sekolah tak ada yang mengetahui hal itu. Dalam jarak seratus meter dari sekolah belasan teman bergaulnya menanti. Mereka temannya semasa SMP. Di antara mereka ada yang putus sekolah ada pula yang pembolos dan pernah terlibat kasus narkoba.

Mereka merencanakan aksi penyerangan terhadap  sekelompok pemuda. Untuk jaga-jaga Abdul Majid menyelipkan belati terbungkus koran di balik bajunya.  Namun sayang, mereka keburu diserang duluan. Lawan yang datang begitu beringas. Serangan yang sporadis membuat mereka kocar-kacir. Beberapa orang terluka, termasuk Abdul Majid. Polisi yang mendapatkan informasi kejadian itu segera datang ke lokasi dan menangkap sejumlah pemuda untuk dimintai keterangan, termasuk Abdul Majid.

Setelah mendapat kepastian bahwa Abdil Majid bersalah dari kepolisian, sesuai dengan peraturan, melalui guru BK orang tua Abdul Majid diminta membuat surat pengunduran diri. Selanjutnya, Abdul Majid resmi kelur. Mengetahui hal itu sejumlah siswa yang kerap mendapat traktiran Abdul Majid mendatangi ruang kepala sekolah. Mereka meminta agar Abdul Majid diperbolehkan sekolah lagi. Kepala sekolah tidak dapat mengabulkannya karena kesalahan Abdul Majid  terbilang fatal dan masalahnya sedang ditangani pihak kepolisian. Setelah diberikan penjelasan mereka dapat memahami.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun