"Kalau begitu berarti bapak harus bersabar dan terus ikhtiar."
***
Abdul Majid makin percaya diri. Teman akrabnya makin banyak, ada di setiap kelas. Mereka rata-rata pernah ditraktir makan di kantin. Begitulah cara Abdul Majid mendapatkan banyak teman. Panggilan bos pun ditujukan kepadanya. Terhadap guru perempuan pun tak segan dia menawari traktiran dan mengajak bercanda seperti orang dewasa.
Suatu ketika tak ada mobil bagus terparkir di tempat biasa. Hari itu Abdul Majid tidak diantar-jemput. Itu atas permintaannya sendiri. Pintu gerbang sekolah dijaga ketat oleh petugas. Tak ada siswa yang boleh keluar sebelum waktunya, kecuali atas izin guru piket. Namun saat jam istirahat Abdul Majid berhasil ke luar dengan melompat pagar sekolah. Teman-temannya yang menyaksikan diminta merahasiakan aksi nekatnya. Pihak sekolah tak ada yang mengetahui hal itu. Dalam jarak seratus meter dari sekolah belasan teman bergaulnya menanti. Mereka temannya semasa SMP. Di antara mereka ada yang putus sekolah ada pula yang pembolos dan pernah terlibat kasus narkoba.
Mereka merencanakan aksi penyerangan terhadap  sekelompok pemuda. Untuk jaga-jaga Abdul Majid menyelipkan belati terbungkus koran di balik bajunya.  Namun sayang, mereka keburu diserang duluan. Lawan yang datang begitu beringas. Serangan yang sporadis membuat mereka kocar-kacir. Beberapa orang terluka, termasuk Abdul Majid. Polisi yang mendapatkan informasi kejadian itu segera datang ke lokasi dan menangkap sejumlah pemuda untuk dimintai keterangan, termasuk Abdul Majid.
Setelah mendapat kepastian bahwa Abdil Majid bersalah dari kepolisian, sesuai dengan peraturan, melalui guru BK orang tua Abdul Majid diminta membuat surat pengunduran diri. Selanjutnya, Abdul Majid resmi kelur. Mengetahui hal itu sejumlah siswa yang kerap mendapat traktiran Abdul Majid mendatangi ruang kepala sekolah. Mereka meminta agar Abdul Majid diperbolehkan sekolah lagi. Kepala sekolah tidak dapat mengabulkannya karena kesalahan Abdul Majid  terbilang fatal dan masalahnya sedang ditangani pihak kepolisian. Setelah diberikan penjelasan mereka dapat memahami.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H