Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Belajar menebar kebaiakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matamu Katarak

11 Juni 2024   13:12 Diperbarui: 12 Juni 2024   06:00 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku heran. Padahal aku hanya ingin memeriksa kondisi mataku.

“Bikin rujukan saja Pak.” Suster kedua menambahkan.

Aku terdiam sesaat. “Cuma periksa Bu, benarkah katarak. Saya bayar pribadi saja.”

“Mahal pak, mending pakai BPJS.”

“Memang berapa biayanya?”

“Sayang Pak, mending buat kebutuhan yang lain uangnya. Bikin rujukan saja.”

Aku memendam rasa heran. Apakah mereka kira aku tidak punya uang? Kok tahu. Kalau sekadar untuk membayar jasa dokter kukira uang yang kubawa cukup.

Kedua suster menunjukkan sikap yang sama. Aku tak puas dengan responsnya, tapi apalah daya. Aku tahu bahwa operasi mata pasti biayanya tinggi, padahal aku hanya ingin memeriksa. Harapanku, dengan alat yang tersedia dan dokter ahli hasilnya akan akurat. Karena enggan bersitegang, aku pun mengalah. Aku tak habis pikir, mengapa begitu? Penyakit katarak menjadi momok bagiku, terlebih dengan pengelihatanku yang tidak menjadi lebih baik setelah menghabiskan obat dari puskesmas. 

Aku abaikan masalah mata sekian lama. Namun belakangan terjadi hal yang membahayakan. Ketika aku sedang menuju kawasan Rajeg hendak kondangan tiba-tiba motor yang berada di kanan depanku membelok ke kiri. Aku kaget. Seketika aku mengerem, tapi karena terlalu dekat tertabraklah bagian tengahnya. Motorku terterguling, motor dia juga. Kami bangkit berbarengan. Tadinya aku mau langsung jalan, tapi karena laki-laki itu mendekat sambil bersungut-sungut, maka akupun mendekat.

“Bapak kenapa tiba-tiba belok?” kataku.

Dia tidak terima. Bicaranya meninggi. “Nyalahin orang lagi. Matamu katarak! Tidak lihat aku sudah pasang sen, tuh masih nyala!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun