Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kiai NU, Cak Imin, dan Bingkai Nasionalis-Religius

7 Agustus 2018   10:24 Diperbarui: 7 Agustus 2018   10:43 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemiskinan adalah pintu masuk yang sangat leluasa bagi pihak-pihak berkepentingan untuk menanam benih ideologinya, ideologi makar salah satunya. Disamping itu, benih radikalisme yang terus menjalar ditengah masyarakat kita tak hentinya dibentengi oleh kiai NU dengan pesantrenya yang tak henti menebar nilai Islam Rahmatan Lil'alamin.

Satu untuk Cak Imin

Selain membincang soal situasi bangsa terkini, pertemuan yang digelar Sabtu malam tanggal 4 Agustus 2018 itu, para kiai nusantara ini menyampaikan satu perkembangan dimasyarakat menghadapi Pilpres yang akan digelar tahun 2019 esok.

Para kiai telah menerima aspirasi dari para warga, baik itu para santri maupun jemaah yang intinya menyampaikan bahwa sudah saatnya para kiai, santri dan masyarakat berada dalam satu barisan mengusung salah satu kader NU terbaik, yakni Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Bukan tanpa alasan tentunya, selain sebagai pewaris pendiri NU KH. Bisri Sansyuri Cak  Imin yang hari ini nahkodai kapal besar PKB adalah salah satu kader yang 'kelamin' NU nya jelas dan dianggap bisa mewujudkan harapan para kiai, santri dan masyarakat dalam hal menebar kemaslahatan bangsa.

Aspirasi kiai NU yang disampaikan kepada Kiai Said itu sebagai bagian dari hak politik warga Nahdliyin dan dilindungi konstitusi negara. Selain itu, mendorong Cak Imin untuk maju menjadi Cawapres Jokowi adalah bagian dari ijtihad politik warga NU, bukan mengotori muruah NU secara institusi seperti anggapan orang.

Menurut para kiai, mengutus Cak Imin maju sebagai Cawapres adalah ikhtiar supaya gempuran peluru radikalisme dan terorisme yang akhir-akhir ini ditujukan kepada bangsa ini senantiasa bisa dilawan atau mungkin dilenyapkan.

Para kiai NU tentu sudah bertekad bulat dan merapatkan barisan menjadi garda terdepan atas serangan ideologi radikalisme yang berujung pada rutuhnya bangunan NKRI yang telah dijaga dan berdiri kokoh selama ini.

Cak Imin tak ubahnya sebagai harapan bagi para kiai, santri dan masyarakat yang selama ini diam dan tidak mampu berucap atas keinginannya karena selalu menjadi sasaran empuk "adu domba" dari para pihak yang selalu tidak meridloi NU menjadi "penguasa" negeri ini.

Munculnya nama KH. Ma'ruf Amin, KH. Said Aqil Siradj dalam bursa Cawapres Jokowi akhir-akhir ini sebagai bukti bahwa upaya bentur-benturkan tokoh dan warga Nahdliyin tidak pernah berhenti tujuannya tentu supaya warga NU dibawah menjadi floating mass (masa mengambang) yang kemudian menjadi sasaran empuk kepentingan politik "mereka".

Alasan lainnya, pendiri NU termasuk leluhur Cak Imin dan kiai NU yang hari ini masih tidak menghentikan ihktiar merawat "NKRI harga mati" dari segala rongrongan dan gangguan hanya ingin negeri ini dilimpahi berkah sebagai negeri gemah ripah loh jinawi, baldatun thaayyibatun warabbun ghafur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun