Mohon tunggu...
Devy Arysandi
Devy Arysandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remahan Rakyat

Masih memanusiakan manusia dengan cara manusia hidup sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepuhan Rasa

30 Agustus 2021   12:10 Diperbarui: 30 Agustus 2021   12:34 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ternyata, aku menemukan Dannis sedang bercinta dengan seorang wanita yang lain. Aku yang terkejut, berteriak menyebut namanya dan menghampiri keduanya yang berselimut putih tebal tanpa pakaian. Aku menampar Dannis, kali pertama aku melayangkan tanganku pada pipinya. 

Tapi, Dannis tidak menunjukkan rasa bersalahnya, ia malah menyeretku ke luar rumah. Saat itulah, aku mengerti bahwa Dannis tidak sebaik apa yang aku pikirkan.

Hancur lebur rasanya hati ini, kepercayaan dan cintaku dikhianati orang yang begitu berarti bagiku. Aku menyesal telah memilih Dannis dan meninggalkan papa, demi hubungan yang seharusnya tidak pernah aku jalani. Aku berlari kembali ke rumah untuk mendapatkan maaf dari papa. 

Tapi, semuanya terlambat. Sampai di rumah aku melihat kibaran bendera kuning yang terpasang di sela gerbang rumahku. Aku tergopoh-gopoh masuk untuk menemui papa dan mama. 

Betapa terkejutnya aku, melihat sosok yang terbujur kaku di depan kakiku. Aku tak sadarkan diri di samping jasad yang sangat aku kenali. Mama merangkulku dan menidurkanku di pangkuannya sambil mengusap air matanya.       

Sejak saat itu, aku merasa menjadi manusia terbodoh di dunia ini. Sampai saat ini aku belum bisa memaafkan diriku dan melupakan rasa sakitnya patah hati. 

Rasa ini terlalu berat untuk kubawa dalam kehidupanku. Aku hanya dapat berharap semoga Tuhan masih berkenan memberiku waktu untukku meminta maaf pada papa serta memberi ruang pada hati ini yang seakan sesak setelah kejadian itu, seketika aku seperti mati.

Tamat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun