Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Prinsip Hidup seorang Muslim

7 Juli 2024   22:55 Diperbarui: 7 Juli 2024   22:59 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau saja prinsip yang sederhana ini berjalan, 'Mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri', sepertinya tidak akan ada tindakan kriminalitas dalam kehidupan ini. Karena, hanya orang tidak normal saja yang melakukan kejahatan pada dirinya sendiri. Itulah idealnya, kita memperlakukan orang lain.

Di hadis lain, Rasulullah SAW memberi motivasi dalam berhubungan dengan orang lain.

"Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya." (HR. Muslim)

Ada 3 cara yang disarankan oleh Rasulullah kepada kita dalam berhubungan dengan orang lain, yaitu:

  • Melapangkan kesusahannya, atau menolongnya keluar dari kesusahan,
  • Memudahkan kesulitan dalam masalah utang-piutang dengan cara memberi tangguh, atau membebaskannya, ketika kesulitan membayar,
  • Menutupi aib atau kekurangan-kekurangannya.

Prinsip 4: Perbaiki Cara Kita Berusaha

Untuk prinsip keempat ini, Imam Abu Dawud berlandasakan kepada hadis berikut,

"Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas. Sedangkan di antaranya ada perkara syubhat (samar-samar) yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)-Nya. Barangsiapa yang menghindari perkara syubhat (samar-samar), maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya." (HR. Muslim).

Ini prinsip yang harus dipegang saat kita mencari nafkah, baik dengan cara bekerja (menjadi karyawan atau buruh) atau denga cara berbisnis (dagang, produksi, atau jasa). Carilah yang halal dan jauhi yang haram. Bahkan untuk yang meragukan saja (samar-samar/syubhat) Rasulullah menganjurkan untuk menghindarinya.

Kalau dikerucutkan, ada dua jenis dosa yang dilakukan seseorang dalam usahanya, korupsi dan menipu. Korupsi dilakukan oleh orang yang bekerja, dan menipu dilakukan oleh orang yang berbisnis.

Seseorang melakukan perbuatan dosa dalam mencari nafkah (korupsi atau menipu) dipengaruhi dua faktor, yaitu dari dalam dirinya sendiri (internal) dan dari luar (eksternal). Ada 4 hal yang menjadi pemicu dari dalam, yang dikenal dengan teori GONE. Teori GONE ini dikemukakan oleh penulis Jack Bologna, yaitu singkatan dari Greedy (Keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (Kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan).

Jack Bologna menulis teori ini saat meneliti penyebab perbuatan korupsi. Teori GONE mengungkapkan bahwa seseorang yang korupsi pada dasarnya serakah dan tak pernah puas. Tidak pernah ada kata cukup dalam diri koruptor yang serakah. Keserakahan ditimpali dengan kesempatan, maka akan menjadi katalisator terjadinya tindak pidana korupsi. Setelah serakah dan adanya kesempatan, seseorang berisiko melakukan korupsi jika ada gaya hidup yang berlebihan serta pengungkapan atau penindakan atas pelaku yang tidak mampu menimbulkan efek jera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun