Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melihat Wajah Istri untuk Pertama Kalinya

29 Agustus 2023   13:57 Diperbarui: 29 Agustus 2023   14:11 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Bandung, Sabtu 26 Desember 1992, menjelang Magrib.

Setelah menempuh perjalanan 3 jam lebih. Saya dan rombongan keluarga sampai di rumah 'calon istri'.

Karena tanggung menjelang salat Magrib, disepakati acara khitbah sekaligus aqad nikah akan dilaksanakan bada salat Magrib. Calon mertua ternyata sudah menyiapkan semuanya, termasuk pihak KUA yang sudah siap.

Selepas salat Magrib acara pun dimulai. Walaupun tidak umum, proses melamar dan langsung dilanjut aqad nikah, pihak KUA tidak banyak bertanya. Sepertinya memang sudah dikondisikan oleh calon mertuaku.

Sekitar pukul 21, tibalah saat yang mendebarkan, kejadian yang takkan kulupakan seumur hidupku. Saat saya -- setelah mengucapkan kalimat aqad di hadapan mertua -- menyerahkan mahar ke istri. Saat itulah untuk pertamakalinya saya melihat wajah istri. Begitupun sebaliknya. Untuk beberapa menit kita saling beradu pandang, dan saling melempar senyum.

Hal mendebarkan kedua terjadi setelah acara selesai. Saat seluruh keluargaku pulang. Saya merasa terasing di tengah keluarga istriku, karena baru kenal ayah mertua saja, sedangkan ibunya, kakak-kakaknya, adik-adiknya, dan saudara-saudara yang lain belum. Dengan istri pun belum kenal, tapi tidak mungkin saya memperlihatkan baru bertemu saat itu kepada keluarganya.

Sampai kini, hidup bersama selama 31 tahun, kami telah membuktikan bahwa pacaran pasca nikah itu ternyata lebih asyik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun