Beberapa menit kemudian, terlihat kafilah dagang Quraisy. Lentera-lentera yang bergoyang serta suara lenguhan unta semakin menandakan mereka semakin mendekat.
Abdullah bin Jahsy dan pasukannya semakin erat memegang senjata masing-masing. Tak ayal keringat pun membasahi tubuh mereka. Ketegangan yang mereka rasakan mengalahkan dinginnya udara menjelang tengah malam.
"Tunggu aba-aba dariku," bisik Abdullah bin Jahsy.
Tidak ada yang menyahut. Sepuluh pasang mata semuanya fokus pada sasaran yang semakin mendekat. Tinggal beberapa meter saja, rombongan itu ada di bawah mereka.
***
     Â
Sementara itu, kabilah dagang Quraisy yang dipimpin Amr bin al-Hadhrami tidak menyadari ancaman tengah mengintai dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang mereka.
"Hasil dagang kita kali ini benar-benar luar biasa, kita untung beberapa kali lipat," kata Utsman bin Abdullah bin al-Mughirah kepada Amr bin al-Hadhrami.
"Engkau betul, Utsman. Aku pun tidak menyangka. Kalau tahu akan begini, kemarin kita membawa barang dagangan yang lebih banyak," balas Amr bin al-Hadhrami.
"Hahaha .... Rupanya Latta dan Uza memberkati kita. Perdagangan kita kali ini tidak mengecewakan. Perjalanan pun aman." Utsman bin Abdullah tak bisa menyimpan kegembiraannya.
"Sebelum tengah hari kita akan sampai di Mekkah. Rupanya Muhammad sudah kapok, beberapa kali berusaha mencegat kafilah kita, mereka selalu gagal," Amr bin al-Hadhrami menimpali kegembiraan Utsman bin Abdullah.