"Seunta denganku!" jawab Utbah bin Ghazwan yang juga terengah-engah menyusul Sa'ad bin Abi Waqash.
"Kami sudah mencarinya ke lembah sana, juga ke kaki bukit itu. Unta itu tetap tidak kami temukan." Sa'ad bin Abi Waqash menambah penjelasan.
Abdullah bin Jahsy terdiam beberapa saat, dan setelah yakin dengan keputusan yang dipikirkannya, dia berkata, "Kalau begitu, kalian harus mencari unta itu sampai ketemu. Setelah ketemu, kalian berdua langsung pulang, kembali ke Madinah. Tidak perlu menyusul ke Nikhlah."
Sa'ad bin Abi Waqqash dan Utbah bin Ghazwan saling tatap. Tentu saja mereka kecewa karena tidak bisa ikut misi mencegat kafilah Quraisy. Namun, karena Abdullah bin jahsy memerintahkannya begitu, mereka pun mematuhinya.
"Sami'na wa atho'na*, ya Amirul Mukminin," kata Sa'ad dan Utbah berbarengan.
Sa'ad bin Abi Waqqash dan Utbah bin Ghazwan pun memisahkan diri dari pasukan untuk mencari unta mereka yang hilang. Sementara pasukan bergerak menuju arah matahari terbenam.
***
Menjelang Isya, pasukan sampai di Nikhlah. Abdullah bin Jahsy menginstruksikan pasukannya untuk istirahat sekalian melaksanakan salat.
"Setelah salat nanti, ada yang harus kita bicarakan," ujar Abdullah bin Jahsy, menutup instruksi yang disampaikannya. "Dan kau, Abu Hudzaifah, setelah salat berangkatlah. Selidiki, di mana posisi rombongan Quraisy sekarang."
"Baik, ya Amirul Mukminin!" Abu Hudzaifah yang ditunjuk mengangguk, tanda siap melaksanakan instruksi.
Setelah semua selesai melaksanakan salat, mereka pun segera mengelilingi Abdullah bin Jahsy. Ketegangan mulai menghinggapi mereka, mendekati saatnya mereka melaksanakan misi yang diperintahkan Rasulullah SAW. Angin malam yang menyeruak di antara pohon-pohon kurma tidak mampu mendinginkan tubuh mereka yang menghangat karena tegang.