"Lalu harus kita apakan benda ini, Bu?" tanya Andri setelah beberapa saat terdiam dengan mulut menganga memandang benda yang dipegang ibunya.
"Nanti. Kita tunggu Bapakmu pulang," jawab ibunya seraya membungkus kembali benda berbentuk orang itu dengan kain yang tadi membungkusnya. "Beruntung kamu menemukan benda terkutuk ini."
Setelah dibungkus, benda itu dibawa ibu masuk ke kamarnya. Andri pun beranjak menuju kamarnya. Dia langsung merebahkan badannya di kasur. Matanya menatap ke atas, tapi bukan langit-langit yang dilihatnya, di hadapan wajahnya terbayang kembali kejadian saat dia menemukan 'boneka dibungkus kain kapan' tadi.
Saat itu Andri sedang memetik buah jambu yang tumbuh di samping warung ibunya. Saat jambu yang dipetiknya menggelinding ke bawah tiang warung. Dia melihat sebuah benda setengah terkubur, tertindih buah jambu yang jatuh.
Semula Andri mengira itu hanya sobekan kain biasa. Tapi saat dilihat dengan seksama, ternya kain itu membungkus sesuatu. Andri mengambil benda tersebut, membawanya ke dalam warung dan menyimpannya di laci meja.
Saat itu dia sedang sendirian, disuruh menjaga warung, karena ibunya ada keperluan ke rumah bu Etin. Sementara Ayahnya sedang ke kebun cabe yang sebentar lagi mau panen.
Andri baru menyerahkan benda itu ke ibunya sore ini setelah menutup warung. Tetapi karena ayahnya belum pulang, Ibunya belum bisa memutuskan harus diapakan benda berbentuk orang itu.
Andri mengira-ngira, apa yang dimaksud oleh ibunya tadi, bahwa benda itu disimpan dengan sengaja oleh seseorang, dengan niat jahat kepada keluarganya, atau kepada seseorang yang ada di rumahnya ini.
'Siapa?'
'Kenapa?'
'Perbuatan jahat apa yang akan dilakukan dengan boneka itu?'