Dan yang menambah kebingungan Daniel Craigh dan rekan-rekannya kepolisian Distrik Coventry, semua mayat memiliki nomor yang ditato di lengan atas sebelah kanan. Nomor yang berurut; DP01, DP02 sampai DP06 pada mayat terakhir.
"Bagaimana pendapatmu?" rekannya balik bertanya.
"Entahlah, suram." Daniel menggerakkan bahu.
***
Empat jam sebelumnya di sebuah bangunan tua, di pinggir Utara Distrik Coventry.
"Masih penasaran, Prof?" Seorang lelaki berpakaian seragam laboratorium bertanya.
Dia bertanya sambil sibuk membereskan peralatan yang sepertinya baru digunakan; tabung kaca berdiameter 60 senti dan panjang 2 meter, empat buah kamera high-speed yang ditempatkan mengelilingi tabung, dan seperangkat Personal Computer, yang tersambung ke keempat kamera.
"Sepertinya kita takakan berhasil, kita takbisa membuktikannya." Lelaki berusia 50an, yang dipanggil Prof, menghela nafas. Kekecewaan tergambar di wajahnya.
"Tapi kalau penasaran, aku masih penasaran, Richard," ujar Si Prof lagi seraya berdiri dari duduknya. Di meja yang tadi dihadapinya bertumpuk map-map biru bertuliskan 'Object DP06'. "Tapi kita harus mengubah metode dan objeknya. Tapi sekarang aku lelah. Kita off dulu 3-4 bulan."
"Setuju, Prof. Lagian, saya dengar-dengar polisi sudah memiliki kecurigaan."
"Oh ya, objek nomor DP06 sudah kauamankan?" mendengar polisi disebut-sebut rekannya, si Prof teringatkan pada objek penelitiannya.