Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Death Project

3 Mei 2022   20:23 Diperbarui: 3 Mei 2022   20:28 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sudah! Dijamin aman, anak buah Mr. Falcone bisa diandalkan, mereka semua profesional."

***

Sebulan sebelumnya.

Di keheningan malam, seorang lelaki berusia 50an sedang sibuk membuka beberapa buku yang memenuhi meja, dan membuat catatan di buku tersendiri. Sekali-kali dia membaca sebuah buku yang terbuka di halaman tertentu dan diletakkan di sebelah tangan kirinya. Bukan buku, melainkan sebuah kitab, kitab yang selalu dibaca orang-orang Islam.

Sebuah obsesi telah membuatnya mau menyibukkan diri menelaah kitab suci milik agama lain. Komentar seorang koleganya di universitas, sebulan yang lalu, selalu terngiang di dalam kepalanya.

"Kalau kau ingin mendapatkan penghargaan setara Nobel, kau mesti memecahkan sebuah misteri yang sampai sekarang belum ada yang mampu."

Saat dia, saat itu, bertanya misteri apa yang dimaksud. Koleganya mengambil sebuah buku dari dalam tasnya, dan saat diperlihatkan padanya ternyata sebuah al-Quran. Entah darimana dia mendapat kitab sucinya orang Islam itu.

Rekannya itu kemudian membuka sebuah halaman, dan memperlihatkan kepadanya sebuah kalimat.

"Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berfikir".

Kalimat itu pula, yang di malam itu, dia baca berulang-ulang sekaligus membuka buku-buku referensi yang menjelaskan makna kalimat tersebut. Dia merasa beruntung saat perpustakaan universitas bersedia meminjamkannya tanpa banyak bertanya.

Setelah beberapa jam menelaah maksud dari kalimat tersebut, dia mengambil HP-nya dan menelepon seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun