Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: 3 Dosa

1 April 2022   09:31 Diperbarui: 4 April 2022   14:37 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Memangnya Pak Tomiran punya cerita sedih juga?" tanya Dadang.

"Dua tahun yang lalu aku diajak saudaraku kerja di proyeknya. Saat itu aku nganggur karena di-PHK. Dia memintaku memegang uang proyek.

"Aku tentu senang. Enam bulan menganggur membuat hidupku sengsara karena uang pesanggon habis. Pertolongan saudaraku ini membuat kehidupanku kembali normal, tidak harus pinjam kesana-kemari.

"Proyek saudaraku itu membangun sebuah hotel di Jogja. Proyeknya senilai 2 miliar, dipercayakan setengahnya padaku."

Tomiran menunduk, menahan tangis.

"Aku orang tidak tahu berterimakasih. Tergiur uang yang banyak, aku membawa kabur uangnya.

"Aku tergoda seorang wanita, aku pakai untuk berfoya-foya. Aku tinggalkan keluargaku sehingga mereka terlantar dan terhina. Aku khianati saudaraku. Ooohh ...." Tomiran menutup kisahnya dengan tangisan.

"Lalu, bagaimana bisa sampai di sini?" Samin bertanya pelan. Tomiran mendesah sebelum menjawab. Ada sedikit rona marah di wajahnya.

"Perempuan jalang! Dia kabur membawa uangnya. Aku tidak punya apa-apa lagi. Aku tidak mungkin pulang ke Jogja. Kudengar polisi sedang mencariku. Aku terus mencari perempuan sundal itu. Apes. Pencarianku malah berhenti di sini.

"Dua tahun aku meninggalkan istri dan anak-anakku. Lelaki macam apa aku ini ...." Tangisnya meledak mengiris hati bagi yang mendengarnya. Samin dan Dadang saling tatap. Tole masih menangis, pelan.

"Semoga dengan musibah ini Allah mengampuni dosa-dosa kita," Dadang berkata pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun