"Dari Abu Hurairah, dia berkata; "Rasulullah SAW telah bersabda: 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi." (HR. Muslim no. 4803)
Hadits di atas menjelaskan bahwa orang tuanya (lingkungannya) yang menjadikan seorang bayi yang terlahir tidak menjadi Muslim tetapi menjadi: Yahudi, Nasrani atau Majusi. Bersyukurlah kita yang terlahir dari orang tua yang Muslim, sehingga kita terlahir dan sampai sekarang menjadi seorang Muslim.
Kembali kepada tema novel kehidupan kita, yaitu ibadah. Ibadah berasal dari kata abid, bahasa Arab, artinya hamba. Jadi, ibadah artinya menghamba. Kepada siapa? Tentu saja kepada Yang Maha Pencipta, Allah SWT.
Ketika di alam rahim setiap ruh manusia bersaksi kepada Tuhannya, maka ruh itu sudah beribadah. Lalu saat ruh, yang menjadi janin, kemudian lahir (menjadi bayi), dan terlahir dari orang tua Muslim. Maka, berarti si bayi itu Muslim, dan dapat dikatakan masih sesuai tema hidup.
Lain halnya kalau si janin itu terlahir bukan dari orang tua yang Muslim, maka dia menjadi non-Muslim. Dan dia dapat dikatakan sudah keluar dari tema novel kehidupan. Walaupun, banyak juga orang-orang yang terlahir dalam status non-Muslim, tetapi dalam perjalanan hidupnya kemudian mendapat hidayah, kemudian menjadi mualaf, menjadi Muslim. Contohnya; Syafi'i Antonio, Felix Siau, Mike Tyson, dan banyak lagi.
Kalau alur cerita sebuah novel sudah keluar atau tidak sesuai dengan tema, berarti novel itu gagal. Begitupun kalau manusia terlahir lalu tidak menjadi Muslim, maka dia gagal sebagai manusia, dalam arti gagal mengemban tugas dari Allah SWT untuk beribadah.
Setelah terlahir ke dunia, berarti sudah keluar dari fase alam rahim. Fase selanjutnya sesuai outline dari novel kehidupan adalah alam dunia. Fase ini sangat menentukan apakah novel kehidupan nanti akan berakhir dengan bahagia (happy ending) atau sebaliknya. Oleh karenanya, tulisan ini akan lebih banyak mengulas bagaimana hidup manusia di dunia ini supaya kelak berakhir dengan baik (husnul khatimah). Juga, di alam dunia lah manusia harus merealisasikan tema hidupnya yaitu beribadah.
Bagaimana kita beribadah?
Kita lihat lagi premis dari novel kehidupan kita ini. Untuk mengingatkan, kita tulis lagi premisnya, 'Kita menjalani hidup sesuai aturan (syariat) yang telah ditetapkan-Nya dengan mencontoh figur suri tauladan (Rasulullah SAW) untuk menggapai kebahagiaan hakiki di kehidupan yang kekal (surga)'.
Setelah ada tema, premis dan outline, serta ending sudah ditentukan. Maka, berikutnya adalah penggarapan cerita utuh untuk menjadi sebuah novel. Dalam novel kehidupan, semua cerita tentang kehidupan manusia di alam dunia. Karena alam rahim adalah adalah modal yang diberikan oleh Allah SWT, sementara alam barzakh dan alam keabadian (akhirat) adalah efek dari sikap/perilaku manusia di alam dunia. Oleh karenaya, pembahasan berikutnya adalah bagaimana membuat cerita sesuai tema dan premis, yaitu beribadah dan menuju akhir yang bahagia.
Kata ibadah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti: Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. Jadi, apapun yang kita lakukan (selama itu bukan perbuatan jahat) dan didasari niat karena Allah dan mengikuti aturan yang benar, maka itu akan menjadi ibadah.